Polisi mengusut asal muasal kapal-kapal yang “dirajang” menjadi besi tua di PT Batamitra Sejahtera, Tanjung Uncang, Kota Batam. Berawal dari kecurigaan petugas terhadap keabsahan dokumen penutuhan tiga tanker minyak berbendera Indonesia, Jepang, dan Mongolia. Pada Selasa pekan lalu, para pekerjanya pun langsung digiring menuju markas.
Kasubdit Gakkum Direktorat Polisi Perairan Polda Kepri, AKBP Nurochman Nulhakim, mengatakan, para pekerja yang dibawa masih sekadar untuk dimintai keterangan. Ia belum bisa merinci hasilnya. Sebab, pihaknya kini tengah meneliti seluruh dokumen kapal-kapal itu mulai dari bawah hingga ke pusat.
“Cuma dimintai keterangan [para pekerja]. Selanjutnya kami akan melakukan pengecekan dokumen-dokumen dan berkoordinasi dengan Syhabandar,” kata Nulhakim kepada HMS baru-baru ini.
Sementara yang bisa ia jelaskan, yaitu lokasi galangan katanya memang sudah memiliki dokumen otorisasi melaksanakan fasilitas penutuhan kapal. Namun, ada kecurigaan penutuhan dilakukan tanpa dilengkapi surat keterangan penghapusan kapal yang diterbitkan oleh negara bendera asal kapal atau deletion certificate.
“Terkait izin lokasi akan kita konfirmasi ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Kita juga telah menjadwalkan untuk meminta keterangan para ahli,” katanya.
Ia juga belum mau merinci nama-nama ketiga kapal itu, tetapi menurut sumber HMS, kapal-kapal tersebut ialah MT Lumba, MT Lautan Tujuh, dan MT Lautan Energi. Tiga tanker minyak itu digiring ke lokasi galangan tersebut belum lama ini dan merupakan milik seorang pengusaha berinisial ARP.
“Nanti hasilnya saya informasikan. Karena saya sekarang sedang mengonfirmasi KSOP [Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam] apakah mereka melapor kepada Syahbandar sebelum melaksanakan penutuhan kapalnya atau tidak,” kata AKBP Nurochman Nulhakim.
Direktur PT Batamitra Sejahtera Kasidi dan pemilik kapal, ARP, belum menjawab pertanyaan HMS sejak 25 Agustus 2021. HMS juga masih berupaya mengonfirmasi KSOP Khusus Batam. Jawaban konfirmasi akan diterbitkan dalam pemberitaan selanjutnya.