Rabu, 9 Juli 2025
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Opini
Iskandar (40) sedang bersiap untuk turun ke laut mencari sotong dan ikan. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

Pulau Kecil Tempat Kandar Mencari Rezeki

22 Maret 2021

Batam, 351 kata

hms hms
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

Iskandar (40) atau kerap disapa Kandar tampaknya sudah terbiasa dengan panasnya sinar matahari siang yang membakar kulit hitamnya itu.

Ia saat itu sedang berada di atas sampan tuanya yang sudah mulai bocor. Ia berencana akan turun ke laut mencari sotong dan ikan untuk nantinya ia jual.

Berbekal udang candet, alat memancing sotong karang yang menyerupai udang dengan banyak besi tajam di ekornya, dan alat pancing ikan, ia berharap akan banyak membawa pulang hasil tangkapan.

Sebelum Kandar berangkat, HMS sempat mengobrol panjang dengannya. Ia menceritakan bagaimana ia berusaha mencari rezeki di pulau kecil itu, untuk menghidupi keluarganya.

Berita Lain

Kisah Bocah 3 Tahun yang Selamat dari Pusaran Puting Beliung di Pulau Kasu Batam

Kecam Tindakan Rasmus Paludan, RMAB Ajak Remaja Muslim Batam Boikot Produk Swedia

Mariun Manik Mengembara Demi Cinta

HRS, Kelompok Musik yang Tak Sengaja Tampil di Hadapan Presiden

Pasir Panjang, pulau kecil yang masuk ke dalam kawasan Kecamatan Galang ini adalah tempat ia mencari rezeki. Ia juga lahir dan besar di tempat itu, sampai ia menikah.

Kandar kini adalah seorang ayah, ia memiliki 3 orang anak. Ia rela bekerja apa saja, asal halal. Selain pekerjaan utamanya sebagai nelayan, tak jarang orang di pulau tersebut memintanya untuk memanjat pohon kelapa. Ia biasa diupah Rp10 ribu per pohon dan Rp1000 per kelapa.

Ia juga kadang ke hutan menebang kayu, kalau ada warga yang memesannya. “Selama itu halal, akan saya kerjakan,” katanya kepada HMS pada Minggu, 21 Maret 2021.

Sedari usia belasan tahun, Kandar sudah mulai mengikuti ayahnya ke laut. Ia juga tidak bersekolah, karena saat itu jarak antara rumahnya dan sekolah cukup jauh.

Keluarganya bukanlah orang berada, sehingga kebutuhan perut menurutnya lebih penting daripada pendidikan.

Kandar tinggal di sebuah rumah panggung dengan ukuran kurang lebih 4×4 meter. Ia pun tak memiliki pompong atau jaring untuk menangkap ikan. Selama ini biasanya ia hanya ikut membantu atau menumpang dengan nelayan lainnya. Hasil tangkapakan nantinya akan dibagi dua dengan si pemilik pompong.

Dalam sehari jika hasil laut bagus, ia bisa dapat upah sampai Rp400 ribu, tapi itu sangat jarang. Jika hasil laut tak bagus, jangankan upah, ikan untuk lauk pun kadang takada ia bawa pulang.

Begitu juga jika angin utara mulai datang, ia tak bisa turun ke laut sampai 3 atau 4 bulan. “Kalau sudah datang angin tare (utara), susahlah kite. Cari kerja darat lagi, macam nebang kayu gitu,” katanya.

Kadar saat ini tak berharap banyak, ia hanya ingin dapurnya terus mengepul setiap harinya.

Berita Lain

PLN Batam Gelar Diskusi Publik Jelaskan Penyesuaian Tarif Listrik

PLN Batam Gelar Diskusi Publik Jelaskan Penyesuaian Tarif Listrik

1 Juli 2025
Tim SAR mengevakuasi salah satu korban kapal tenggelam di Perairan Nongsa, Jumat, 27 Juni 2025. (Foto: Basarnas Batam untuk HMS)

3 Anggota Tim Sepak Bola Tarkam Selat Nenek Ditemukan Meninggal

27 Juni 2025

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS