Tak jauh berbeda dengan season pertamanya, serial Thailand berjudul Girl From Nowhere Season 2 dengan total 8 episode masih menceritakan tentang Nanno, seorang gadis cantik dengan rambut sebatas leher yang memiliki tawa menyeramkan. Nanno selalu berpindah-pindah sekolah untuk menemui dan menghukum orang-orang yang bersalah.
Serial yang hampir selalu diawali dengan adegan Nanno berdiri di depan sebuah kelas menyatukan kedua tangan di depan dadanya sembari mengatakan, “Sawadee kha, Nanno na kha,” juga berhasil mencuri perhatian melalui akun Twitter penulis yang juga seorang musisi Indonesia, Fiersa Besari.
Melalui tweet-nya, 8 Mei 2021, yang bertuliskan “Baru juga episode 3, udah nyentil aja,” seolah mewakili penulis buku Garis Waktu tersebut. Ia kemudian turut menampilkan beberapa adegan serial tersebut lengkap bertuliskan, “Di negara-negara tempat orang-orang miskin tak dianggap dan tidak ada konsekuensi bagi orang kaya, putusan tidak ditentukan oleh pengadilan, melainkan oleh berapa uang yang kau miliki”. Serta beberapa tweet lainnya yang menunjukkan Fiersa sudah lama menunggu serial ini.
Tak hanya itu, Girl From Nowhere kemudian ramai dijadikan sebagai konten dalam aplikasi TikTok. Mulai dari konspirasi mengenai makhluk apa Nanno sebenarnya, mengingat di beberapa episode Nanno selalu mati dan hidup kembali, juga tentang konspirasi mengenai tokoh lain, seorang gadis bernama Yuri yang hadir dalam season ini.
Berada dalam arahan 6 sutradara yakni, Pairach Khumwan, Khomkrit Treewimol, Sitisiri Mongkholsiri, Paween Purijitpanya & Surawut Tungkharak, dan Jatuphong Rungrueangdechaphat, serial Girl From Nowhere berhasil mengemas berbagai polemik yang dihadapi dalam masyarakat.
Girl From Nowhere Season 2 diawali dengan episode berjudul “Pregnant” yang berhasil menyulut rasa penasaran penonton. Menceritakan tentang seorang siswa tampan bernama Nanai yang berperilaku buruk sebab beberapa kali melakukan hubungan fisik dengan siswa di sekolah tersebut, namun enggan untuk bertanggungjawab atas perbuatannya. Datang sebagai karma, alih-alih menyiksa atau membunuh siswa tersebut, bak mengolok-olok realita Nanno justru membuat Nanai yang seorang laki-laki menjadi hamil, bahkan hingga melahirkan dan juga menyusui bayi tersebut. Sungguh bukan sebuah karma yang terpikirkan.
Episode lainnya menggambarkan bagaimana jelasnya perlakuan istimewa terhadap orang-orang yang dinilai memiliki strata sosial lebih tinggi. Ada tokoh Minnie yang selalu membuat masalah di sekolah hingga ayahnya harus beberapa kali menyogok pihak sekolah, agar ia tak dikeluarkan juga terbebas dari jeratan hukum. Padahal sudah diketahui Minnie menabrak 3 orang temannya hingga tewas sebab minum alkhohol saat berkendara. Juga Kaye (senior Nanno) yang mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap murid baru dalam kegiatan ospek terbebas dari segala bentuk hukuman bahkan setelah membunuh Nanno. Kaye hanya harus pindah sekolah dan kasus ditutup rapat-rapat, yang tak lain tentunya karena Kaye adalah putra dari seseorang yang berpengaruh.
Tak hanya itu, Girl From Nowhere seakan benar-benar dekat dengan permasalahan-permasalahan di sekitar kita. Tokoh JennyX yang berkelakuan baik dan ramah terhadap semua orang, menggambarkan kehidupan gadis dengan banyak follower di akun media sosial, atau akrab disebut sebagai influencer. Ia harus berpura-pura menyukai setiap barang kiriman untuk dipromosikan melalui akun media sosialnya.
Tak habis dengan kisah-kisah kenakalan remaja, episode 6 berjudul “Liberation” menampilkan hal berbeda dengan episode lainnya. Warna hitam putih yang disajikan dalam episode ini menarik perhatian penonton untuk menerka apa yang Nanno coba sampaikan melalui warna merah, hijau, dan ungu yang tampak nyentrik selain hanya hitam putih dalam episode tersebut. Tampilan hitam putih yang disuguhkan seolah membuat penonton sedang menonton melalui televisi jadul yang memiliki keterbatasan warna dan fungsi. Hal itu semakin mendukung penuh proses penggambaran terkait perbuatan guru-guru di sekolah tersebut yang membatasi siswanya untuk terus berkembang. Hanya menyuguhkan hitam dan putih, seakan di dunia hanya tentang salah dan benar. Ditutup dengan adegan siswa sekolah tersebut berhasil keluar gerbang sekolah, kebebasan juga jelas tergambar saat munculnya warna lain dalam adegan itu.
Melalui sudut yang berbeda, rasanya episode “Liberation” juga turut mencoba untuk menyinggung permasalahan dalam dunia pendidikan, mengenai korupsi, penyalahgunaan fasilitas, serta hal-hal lain yang membuat siswa kehilangan haknya di sekolah.
Seakan memperingatkan penonton untuk tak buru-buru memberikan kepercayaan terhadap orang-orang yang terlihat baik, salah satu kisah yang disajikan dalam Girl From Nowhere juga menggambarkan bagaimana orang jahat yang berpura-pura baik untuk melakukan sesuatu yang lebih jahat lagi, melalui peran Yuri yang berpura-pura tidak berdaya untuk melakukan hal yang jauh lebih berbahaya.
Tokoh Nanno yang disebut-sebut sebagai putri Iblis ditugaskan menjadi sebuah karma, tak serta merta membunuh setiap pelaku-pelaku kejahatan, justru Nanno seolah menyampaikan pesan secara tersirat bahwa penderitaan terbaik adalah ketika pelaku berganti peran menjadi korban. (Dwi Alfah, Kontributor HMS)