Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polresta Barelang mengamankan 5 pelaku peredaran gelap narkoba jenis sabu-sabu menggunakan kapal pesiar. Barang bukti yang diamankan seberat 107,258 kilogram yang dikemas dalam 104 bungkus teh cina dan disembunyikan di dalam enam tas ransel.
Dari pemeriksaan awal, diketahui narkoba jenis sabu-sabu itu diambil dari Malaysia dan hendak dibawa ke Kalimantan.
Hal itu disampaikan oleh Wakapolda Kepri, Brigjen Pol Darmawan, dalam konferensi pers di Polresta Barelang, Senin, 20 September 2021. Dia mengatakan, kasus itu pertama kali diungkap pada Minggu, 5 September 2021 lalu. Saat itu, kelima pelaku diamankan di Perairan Pulau Putri, Nongsa, Batam.
“Baru dirilis sekarang karena lebih dulu dilakukan pemeriksaan awal untuk mendalami peran dan asal narkoba itu sendiri,” katanya kepada wartawan.
Menurut Darmawan, kelima pelaku tidak bekerja sendiri. Melainkan menggunakan sindikasi antarnegara untuk menyelundupkan sabu-sabu itu ke Indonesia. Dia menjelaskan, dalam aksinya para pelaku menggunakan kapal yacht atau kapal cepat mewah untuk mengelabui petugas.
“Yacht yang digunakan pelaku bisa jadi kapal seharga Rp4 miliar. Hal ini mungkin modus baru, karena biasanya penyelundupan narkoba menggunakan kapal ikan atau kapal nelayan. Ini yang masih akan kami dalami,” katanya.
Darmawan menuturkan, dari lima pelaku salah satu di antaranya adalah warga Batam, yakni FOS (26). Sementara sisanya adalah RA (26) asal Jakarta, AJA (23) asal Jawa Timur, EH (25) asal Bitung, dan H (33) asal Jawa Barat. Sementara satu pelaku berhasil kabur dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
“Para pelaku bakal dijerat dengan pasal 114 ayat 2 tentang Undang-Undang narkotika dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara, atau seumur hidup, bahkan hukuman mati,” kata dia.
Darmawan mengakui, meski para pelaku sudah diketahui yakin dengan melakukan pertukaran barang di tengah laut (ship to ship), pihaknya belum mendapat informasi tentang upah yang didapat para pelaku. Selain itu, kata dia, jaringan ini selalu putus, inilah kesulitan dalam mengungkapkan kasus penyelundupan narkoba.
“Kami akan berkoordinasi dengan jaksa dan pengadilan agar para pelaku bisa dikenai pasal maksimal, bahkan hukuman mati,” katanya.