Kulit Asterela Yolanda nampak legam terbakar sinar matahari, Sabtu, 16 Januari 2021 siang. Kening Sekretaris Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 2 Dabo itu terlihat berpeluh saat menyodorkan kardus kosong kepada setiap pengendara yang melintas di simpang empat Makam Pahlawan, Kota Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
Sabtu siang itu Asterela Yolanda yang akrab disapa Helen dan beberapa teman satu sekolahnya sedang menggalang dana untuk korban rob di Dusun I dan II, Kampung Boyan, Desa Batu Berdaun, Kabupaten Lingga. Banjir pesisir melanda warga Desa Batu Berdaun pada Rabu, 13 Januari 2021 lalu. 51 kepala keluarga harus dievakuasi.
“Awalnya kami menggalang dana di lingkungan sekolah. Tapi, uang yang kami kumpulkan hanya Rp 600 ribu saja. Karena masih kurang, kami turun ke jalan untuk mengumpulkan dana lagi,” ujarnya pada HMStimes.com, Senin, 18 Januari 2021.
Helen bersama teman-temanya didampingi oleh sejumlah guru tidak hanya menggalang dana di simpang empat Makam Pahlawan. Untuk mendapatkan uang dengan nominal yang pantas untuk disumbangkan, mereka juga turun ke dua titik jalan lainnya, yaitu di simpang empat Masjid Azulfa, dan di jalan Pasar Dabo Singkep.
Dari tiga tempat itu, Helen bersama teman-temannya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 4, 835.000. “Ditambah uang sebesar Rp 600 ribu dari sekolah, totalnya menjadi Rp 5.435.000,” ujar Helen.
Pembina Osis SMAN 2 Dabo Singkep, Syafitryandi mengatakan, mengajak para peserta didiknya turun ke jalan untuk menggalang dana bagi korban bencana alam merupakan bentuk edukasi yang perlu diberikan kepada peserta didiknya. Melibatkan para peserta didiknya dalam aktivitas sosial untuk merangsang semangat kepedulian, rasa simpati, dan empati, bisa jadi bekal kehidupan peserta didik ke depannya. “Sehingga mereka dapat memberikan manfaat bagi orang lain di lingkungan sekitarnya,” ujar Syafitryandi.
Dana yang berhasil dikumpulkan para siswa putih abu itu kemudian diserahkan langsung melalui Kepala Desa Batu Berdaun pada Senin, 18 Januari 2021, Zainal Abidin. Menurut Zainal, banjir pesisir yang melanda desanya itu diakibatkan jebolnya tanggul penahan gelombang air laut.
“Ada dua unit rumah yang tak dapat ditempati karena rusak parah sehingga kami pemerintah desa mengambil inisiatif untuk mengamankan warga terlebih dahulu. Sebanyak 52 kepala keluarga kita evakuasi. Kita juga mendirikan dapur umum,” ujarnya menjelaskan tindakan awal yang dilakukan perangkat desa setelah banjir melanda.
Menjadi korban bencana alam dan mendapat bantuan dari sejumlah pihak, Zainal mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah membantu warganya seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lingga, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kesiswaan seperti OSIS SMAN 2 Dabo Singkep. (Anugrah)