Dalam sepekan pertama bulan Juli 2021, tercatat setidaknya 13 tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien Covid-19 di wilayah DKI Jakarta dilaporkan meninggal dunia.
Hal ini mengundang keprihatinan mendalam Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Oleh karena itu, meminta perhatian pemerintah pusat dan daerah lebih memperhatikan kondisi tersebut. Sebab, berkurangnya jumlah nakes bisa berpengaruh pada kualitas pelayanan menangani Covid-19.
“Jakarta merupakan barometer bagi daerah lain. Jadi kondisi yang terjadi di sini harus diantisipasi sedini mungkin. Harus menjadi pelajaran wilayah lain dalam meningkatkan kewaspadaan terkait penanganan wabah,” katanya Jumat, 9 Juli 2021 di Jakarta.
“Ini situasi extraordinary. Kita berhadapan dengan virus yang berbeda, dengan tingkat risiko lebih tinggi. Tak bisa dipungkiri lonjakan kasus kematian pada nakes dipengaruhi oleh varian mutasi virus Corona,” kata LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, varian tersebut termasuk dalam variant of concern atau varian yang diwaspadai Badan Kesehatan Dunia (WHO). Di antaranya yakni B117 Alfa, B1351 Beta, dan B1617 Delta.
“Tak hanya DKI Jakarta, daerah lain pun harus bersiap dengan prediksi akan kekurangan tenaga kesehatan lebih besar lagi. Kita tidak mengharapkan hal ini terjadi, tetapi dalam manajemen darurat kondisi terburuk harus dipikirkan dan diantisipasi,” katanya.
LaNyalla juga mengingatkan perlunya masyarakat bersiap menjadi perawat dan dokter untuk diri sendiri. Terlebih nakes dan rumah sakit kewalahan dengan adanya lonjakan pasien Covid-19 belakangan ini. Apalagi banyak dari nakes yang akhirnya terpapar sebelum meninggal dunia.
“Setiap diri kita dituntut bertanggung jawab memberikan kontribusi dalam penanganan Covid-19. Dengan cara setiap orang harus bersiap merawat diri, menjadi dokter bagi keluarganya dan bagi sahabat-sahabat dekat. Jika gejala Covid masih ringan tidak perlu ke rumah sakit, lakukan isolasi mandiri agar tidak menjadi beban nakes,” katanya.
LaNyalla juga meminta pemerintah daerah untuk membuat skenario baru jika kekurangan tenaga nakes.
“Selain jumlah nakes berkurang, mereka juga sudah overload pekerjaan dalam menangani pasien. Untuk itu pemda-pemda perlu menambah jumlah nakes di wilayahnya. Misal dengan meningkatkan jumlah relawan, membuka perbantuan tenaga kesehatan atau mendayagunakan siswa-siswi sekolah perawat,” katanya.
Upaya lainnya, menurut Mantan Ketua Umum PSSI itu, rumah sakit dan komite medik perlu mengatur beban kerja dokter atau nakes lainnya. “Tetap perlu juga adanya pengaturan atau mobilisasi tenaga dokter dan perawat dengan tetap menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD) lengkap. Ini tak kalah penting karena jam kerja mereka semakin panjang sehingga rentan kelelahan dan stres yang justru bisa membuat kondisi tubuh menurun dan rentan terpapar,” katanya.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, per Rabu, 7 Juli 2021, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 2.379.397 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1.973.388 orang sudah sembuh dan 62.908 lainnya meninggal dunia.