Bea dan Cukai Kota Batam kembali berhasil menggagalkan upaya penyelundun sabu di Kota Batam. Sabu tersebut diamankan di Terminal Keberangkatan Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam, pada Jumat, 22 Januari 2021. Recananya barang tersebut akan dibawa pelaku melaui jalur udara dengan tujuan Jakarta dan tujuan akhir ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
HMS pertama kali mendapatkan informasi ini pada Sabtu, 23 Januari 2021. Namun, saat dikonfirmasi pada waktu itu, pihak Bea dan Cukai Kota Batam tidak memberikan banyak keteangan. “Masih pengembangan. Nanti kita kabari kalau sudah siap rilis ” kata Undani, Kepala Seksi Layanan Informasi Bea dan Cukai Batam pada Sabtu, 23 Januari 2021.
Lalu pada Minggu, 31 Januari 2021, pihak Bea dan Cukai Batam menyampaikan informasi mengenai penangkapan pelaku tersebut melalui siaran pers. Diketahui pelaku upaya penyelundupan sabu tersebut adalah ada dua orang wanita berinisial DSA (32) dan C (33).
Penangkapan tersebut berawal dari kecurigaan petugas Bea dan Cukai Batam dan Avian Security (Avsec) Bandara Hang Nadim yang melihat gerak gerik mencurigakan dari kedua pelaku. Kemudian terhadap kedua pelaku dilakukan periksaan body typing dan ditemukan benda mencurigakan di selangkangan DSA. “Pelaku pun dibawa ke hangar dan untuk pemeriksaan fisik secara mendalam,” kata Undani melaui siaran pers pada Minggu, 31 Januari 2021.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, petugas menemukan sabu di selangkangan DSA sebanyak tiga bungkus. Keduanya lalu dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan rongent dan ditemukan 3 bungkus lagi di dalam dubur C. Petugas pun lalu membawa kedua pelaku ke kantor Bea dan Cukai Kota Batam.
Sesampainya di kantor, petugas melakukan penimbangan terhadap barang tersebut. Sabu milik DSA memiliki berat 180 gram dan C seberat 179 gram dengan total keseluruhan sebanyak 359 gram. “Barang bukti dan tersangka lalu kita serahkan ke Polresta Barelang untuk proses lebih lanjut,” kata Undani.
Perkiraan total nilai barang dengan berat 359 tersebut adalah Rp359 juta, dengan estimasi harga jual Rp1 juta per gramnya.
Penyelundupan sabu melaui jalur udara dengan tujuan akhir Lombok, kerap terjadi beberapa kali di tahun lalu. Menurut Undani, hal itu merupakan modus dari jaringan tersebut. “Kelihatannya modus jaringannya seperti itu, bisa ke Lombok atau lanjut Bali,” kata Undani.
HMS juga mencoba mengonfirmasi BNN Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengenai peredaran narkoba di provinsi tersebut. Dari data yang kami peroleh dari Hubungan Masyarakat (Humas) BNN NTB, kasus Narkotika pada tahun 2020 lalu sebanyak 492 kasus. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu 784 kasus.
BNN NTB pada tahun 2020 lalu, menyita barang bukti 4 kilogram sabu, 5.662,25 gram ganja dan 489 butir ekstasi dari 11 kasus dan 20 tersangka.
