Riuh rencana pembangunan Sirkuit Internasional di Kawasan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, kian santer terdengar. Terbaru, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengungkapkan bawa sirkuit itu bakal menjadi satu dari rencana pengembangan wisata terpadu.
Menurutnya, sektor pariwisata berperan besar dalam pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam. Sehingga, kehadiran sirkuit itu diharapkan mampu mendongkrak PAD Kota Batam yang per tahunnya berada di angka Rp1 triliun.
“Pajak hotel dan restoran jadi salah dua dari sektor pariwisata sebagai penyumbang terbesar dalam PAD kita. Bahkan di tengah pandemi, sektor pariwisata menyumbang 24 persen dari total PAD Kota Batam,” katanya saat dijumpai di depan Kantor DPRD Kota Batam, Jumat, 10 September 2021.
Lebih jauh, Rudi menjelaskan bahwa cetak biru (blue print) sirkuit itu sudah disusun dan nantinya akan menggabungkan tiga destinasi wisata. Ketiga destinasi itu adalah wisata air dari resort dan pantai di Kawasan Nongsa, wisata alam di Kebun Raya Batam, dan Sirkuit Internasional sebagai destinasi wisata otomotif.
“Proyek pembangunan sirkuit itu juga dijamin tidak akan mengganggu Kebun Raya Batam yang lokasinya tidak jauh dari situ. Karena keberadaan kebun raya juga diperlukan untuk meredam potensi kebisingan suara dari sirkuit ini,” katanya.
Rudi menjelaskan, pepohonan di Kebun Raya Batam diharapkan mampu meredam suara yang ditimbulkan dari event yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional itu. Sehingga, keduanya harus berada berdampingan.
Meski begitu, Rudi belum bisa merinci apakah pembangunan sirkuit itu bakal melibatkan pihak ketiga atau menggunakan anggaran dari pemerintah pusat. Namun, dia meyakini kehadiran sirkuit itu akan berdampak besar secara ekonomi bagi masyarakat sekitar dan Kota Batam sendiri.
“Selain itu, karena lahan di sana milik BP Batam, maka biaya rencana pembebasan lahannya yang kira-kira mencapai 154 hektare bisa dipangkas,” katanya.