Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memiliki tingkat keterpilihan tertinggi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM).
Direktur Eksekutif LPMM, Daniel Zafnat Paneah, mengatakan, survei tersebut dilakukan lembaganya pada tanggal 26 Maret hingga 8 April 2021 lalu. “Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang paling memiliki tingkat elektabilitas tertinggi dengan tingkat keterpilihan 15,7 persen,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 16 April 2021.
Kemudian di urutan kedua ada nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebayak 10.2 persen, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, 9.1 persen dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, 8.4 persen.
Sementara itu, Anies Baswedan, mendapatkan respon 7.2 persen , Yaqut Cholil Qoumas, 7.1 persen, Tito Karnavian, 6.4 persen, Gatot Nurmantyo, 6.2 persen, Prabowo Subianto, 5.1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono, 3.1 persen dan beberapa tokoh lainnya sebesar 5.7 persen. Sedangkan yang tidak memberikan pilihan sebesar 15.8 persen.
Namun, terkait calon presiden dari sisi gender, 46.9 persen responden menginginkan sosok presiden RI untuk 2024 adalah wanita. Adapun yang menginginkan laki-laki sebanyak 38.7 persen dan 14.4 persen tidak mempermasalahkan wanita atau laki-laki untuk pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Survei ini juga mencari tahu tingkat keterpilihan partai-partai. Hasilnya Partai Golkar menempel ketat PDIP di urutan pertama. Jika pemilu digelar saat survei berlangsung dengan jawaban secara Top of Mind, PDIP dipilih 14.2 persen responden, disusul Golkar 13.7 persen responden.
Sedangkan Gerindra 7.2 persen, Demokrat 7.1 Persen, PKB 6.9 persen, Nasdem 6.7 persen, PKS 6.4 persen, PSI 4.1 persen, PAN 3.1 persen, PPP 2.9 persen dan Partai Peserta Pemilu 2019 lainnya sebanyak 2.3 persen. Persentase responden yang tidak memberikan pilihan sebesar 25.4 persen.
Saat nama-nama partai politik disodorkan kepada para responden, Golkar tetap saja menempel ketat PDIP. Hal ini terlihat saat penyurvei menyebutkan nama-nama partai politik kepada responden untuk dipilih, jika pemilu digelar hari ini. “Tetap saja PDI Perjuangan kembali menunjukkan tingkat keterpilihan tertinggi dari semua Parpol yaitu sebesar 17.7 persen, kemudian ditempel ketat di bawahnya oleh Partai Golkar dengan tingkat keterpilihan 17.3 persen,” kata Daniel.
Partai berikutnya, yakni Gerindra, sebesar 8.3 persen, PKB, 7.2 persen, Demokrat, 7.1 persen, Nasdem, 6.9 persen, PKS, 6.7 persen, PSI, 4.2 persen, PAN, 3.2 persen, PPP, 3.1 persen dan Partai Peserta Pemilu 2019 lainnya sebanyak 2.4 persen dan yang tidak mau memilih sebanyak 15.9 persen.
LPMM melakukan survei ini dengan memilih sampel secara acak dari populasi pemilih atau warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Seluruh responden dalam survei tersebut diwawancarai dengan saluran telepon dan panggilan WhatsApp.
Sampel survei dengan telepon ini hanya untuk responden yang memiliki telepon sebesar 70.1 persen dari populasi nasional. Di mana ada sekitar 188.6 juta masyarakat dari total keseluruhan 269.6 juta penduduk Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar.
“Ini artinya, sekitar 70,1 persen penduduk Indonesia menjadikan ponsel sebagai sebuah perangkat primer,” kata Daniel.
Dijelaskannya pula, survei lewat telepon dinilai sebagai cara yang paling mungkin dilakukan di tengah-tengah upaya warga melakukan Social Distancing.
“Untuk mendapatkan sampel yang proporsional dari responden yang memiliki telepon tersebut terhadap karakteristik populasi nasional dilakukan pembobotan terhadap sampel terpilih. Sampel sebanyak 2000 responden dipilih secara acak dari jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional.
Margin of error survei diperkirakan 2.19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.