Angka pemeriksaan (testing) Covid-19 di Kota Batam, Kepulauan Riau, mencapai sekitar 3.000 ribu orang per hari. Sepertiga dari jumlah itu didapat dari program antigen massal yang digesa pemerintah dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data itu, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, membantah kabar program yang dianggarkan memakan biaya sebanyak Rp10 miliar itu tak sesuai target. Dia bahkan menanyakan Puskesmas mana yang belum mencapai target antigen massal 1000 dalam sehari.
“Lagian yang namanya target, boleh tercapai boleh tidak. Karena ini bukan target ekonomi yang harus tercapai, menyangkut soal perut masalahnya,” kata Rudi kepada wartawan di Dataran Engku Putri, Batam Center, Senin, 2 Agustus 2021.
Dia mengatakan, target Pemerintah Kota Batam dalam antigen massal adalah mencari orang sakit (positif Covid-19). Menurutnya, sejauh ini semua orang yang ditracing dan ditesting kalau jumlahnya 100 maka yang hasilnya positif hanya 6-7 orang saja.
“Jadi PPKM dari 12 Juli sampai sekarang ini sangat positif [hasilnya],” kata dia. Selain itu, tugas nakes saat ini tidak hanya melakukan antigen massal saja.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemko Batam, Yusfa Hendri, mengatakan, bahwa target pihaknya yang diberikan Pemerintah Pusat untuk pelaksanaan antigen massal dalam sehari sebanyak 3.307 orang dapat dilajukan.
Pernyataan ini didasari bahwa pelaksanaan tes antigen dilakukan bukan hanya saat antigen massal yang dilakukan oleh pihak Puskesmas saja.
“Jumlah testing yang kita lakukan sehari itu mencapai 3 ribuan. Jadi bukan hanya antigen massal saja, tapi digabungkan dengan faskes, RS, dan tes yang melakukan perjalanan,” kata Yusfa.
Dia menjelaskan, petugas di tingkat kecamatan dan kelurahan melakukan pemeriksaan berdasarkan pelacakan kontak erat pasien positif Covid-19. Selain itu, kata dia, sejak Kamis, 29 Juli 2021 lalu jumlah orang yang sudah dites antigen massal mencapai 1336. Dari angka itu terdapat jumlah yang negatif sebanyak 1249 orang; 86 lainnya positif Covid-19.
“Orang yang hasilnya reaktif atau positif dalam antigen dibawa ke Puskesmas. Puskesmas yang melihat bergejala atau tidak,” kata Yusfa.