Rekaman video yang beredar di media sosial menggambarkan ada pembagian uang hingga warga berkerumun di Sumenep, Madura, dinyatakan hoaks atau tidak benar.
Bantahan itu disampaikan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah di kompleks Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 15 April 2021.
Ia menceritakan peristiwa ribuan warga berkerumun di depan rumahnya di Sumenep, terjadi pada Rabu, 14 April 2021. Namun, video yang viral di media sosial tersebut dinarasikan bahwa pihaknya membagikan uang. Padahal, menurut Said tak ada pembagian uang. Melainkan hanya membagikan takjil kepada warga.
“Jadi sama sekali tidak ada pembagaian uang. Seperak pun tidak ada pembagian uang, tapi ditulis ada pembagian uang,” katanya memberi penjelasan sekaligus klarifikasi beredarnya video yang mengundang sorotan publik itu.
Ia mengatakan pembuat video tersebut tetangganya seorang pemuda berusia 22 tahun. Ia pun tak bermaksud menyebarkan hoaks. Namun ada pihak lain yang menuliskan keterangan tak tepat sehingga menimbulkan kerumunan warga.
“Masa iya sih saya akan ngumpulin orang ribuan di depan rumah saya. Toh saya di Jakarta dan untuk apa? Mau gagah-gagahan? Kan tidak masuk akal,” kata Said.
Diakui, memang pihaknya kerap membagikan bantuan kepada masyarakat Madura. Namun soal pembagian uang yang kemudian viral itu ia tegas membantah.
“Kalau takjil saya harus akui, iya. Demikian pula sebelumnya ada pembagian 20 ekor kambing kepada guru ngaji di satu kecamatan, tak saya bantah. Tujuannya dalam rangka pemberdayaan para guru ngaji,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur ini.
Kepada pembuat video, Said sudah memaafkan dan tidak akan memproses hukum. Ia merasa tak tega dengan pemuda tetangganya itu.
“Walaupun pembuat hoaksnya sudah ditangani aparat. Cuma biasalah, kalau sudah di aparat, bikin surat pernyataan, minta maaf, ya sebatas minta maaf. Karena lama-lama enggak tega juga kalau orang tuanya, ibunya datang minta tolong supaya dikeluarkan, kan susah juga kami-kami ini akhirnya,” katanya.
Said merasa cukup geram dengan narasi video yang menyebut ada pembagian uang di depan rumahnya. Dia menilai perbuatan seperti itu mengandung motif pembunuhan karakter terhadap dirinya.