Seorang warga mengeluhkan harga seporsi ikan bakar yang tidak wajar di Kota Batam, Kepulauan Riau. Keluhan disampaikan melalui media sosial Facebook oleh Ester Dhie. Dalam hitungan jam postingan yang diunggah pada 30 Mei 2021 djni hari itu, mendapat ratusan komentar dari netizen. Menariknya, banyak masyarakat lain yang mengaku pernah mengalami nasib sama.
Dalam postingan itu, Ester Dhie mengatakan, kejadian yang dia rasa tidak mengenakkan tersebut terjadi pada H-2 lebaran kemarin. Waktu itu dirinya makan di sebuah lapakan kaki lima di depan Mitra Mall, Kecamatan Batu Aji, dengan memesan satu ikan nila bakar yang beratnya tidak sampai satu kilogram.
“Seperti ikan bakar biasa yang Rp25 ribu tempat lain cuma agak tebal sedikit. Tapi setelah selesai makan saya kaget dengan nominal yang harus dibayarkan. Ikan Bakar tersebut harganya Rp65 ribu, padahal ikan bakar biasa, dengan lalapan dan sambal serta nasi satu porsi. Untung saya bawa uang Rp100 ribu,” kata dia.
Karena merasa keberatan, dia mengaku sempat komplain kepada si penjual. Namun, jawaban yang dia dapat katanya, malah semakin membuat dia sakit hati dan kepikiran sampai saat ini.
“Karena merasa keberatan saya komplain, ‘kok mahal?’ Dijawab, ‘Oh, ikan kami segar Pak, baru dipancing.’ Dan saya pergi. Dalam hati saya, baru dipancing?. Setelah terpaksa saya bayar, kejadian ini masih terngiang jikalau saya tidak bawa uang lebih saat itu, saya makan di emperan, bukan resto yang ada live music atau resto yang dihias dengan gubuk remang-remang. Ini emperan kaki lima,” katanya.
Pada akhir tulisan, dia pun menasehati agar netizen agar belajar dari pengalaman yang dia anggap pahit itu. “Untuk kalian yang tidak bawa uang banyak, saran saya hati-hati untuk makan di emperan manapun, selalu tanya harga terlebih dahulu sebelum memesan. Sangat waspada jika kedai tersebut tidak memperlihatkan harga pada daftar menu. Karena di Batam, banyak sekali kedai makanan tidak mencamtumkan harga di daftar menunya,” kata Ester Edhie.
Postingannya itu pun langsung menarik perhatian sejumlah netizen. Sebagian di antara mereka menyarankan Edhie agar lebih teliti lagi ketika hendak membeli makanan. Sebagian yang lain ikutan curhat mengaku pernah mengalami kejadian yang sama.
“Emng segitu disana bund…. Saya juga kmrin beli disana ikan nilai asem manis…. Terus nasgor sama ayam bakar…. Kena 150. Padahal dudukny pun di lantai bukan di kursi empuk,” tulis akun Natalia Parapat Vanly.
“Suka kesel juga sih.. apalagi di angkringan $p plaz4 beuh.. harganya gk ngotak..mau komplain orang lagi rame.. yaudah terpaksa bayar aja wkwk.. Pesan nih buat yg jualan di angkringan.. sesuai kan harga supaya GK sepi pembeli..Gpp murah asalkan orang datang beli ketempatmu terus..,” tulis akun Ghita Putri Ananda.
“Orang gila tuh yg jualan, saya aja jualan burger yang jelas jelas bahan nya original beef cuma 16K itupun udah plus telor
Mampir lah kalau ada yg melintas sore² di MTC samping hangnadim,” tulis akun Bang Al.
“Sy juga pernah makan bertiga sama keluarga di tempat santai namanya warung angin (karna ditepi muara) tapi tempat nya sederhanya, terbuat dari bambu. Makan disana harus dipesan dulu baru dimasak.
Saat itu sy mesan udang biasa 1 porsi, kangkung rica2 1porsi, kecamba tumis 1porsi, sotong 1porsi, sama ikan bawal 1 porsi dan kerang rebus 1 porsi Trus sama minum nya pakai es teh manis 3 gelas, nasinya dibuat dibakul anyaman bambu porsi besar utk 3org.Yg lainnya Porsinya standar seperti pada umumnya. Sy gk nanya harga seperti biasa, giliran mau balek, sy ke kasir nanya harga, hati terkejut dengarnya, total 670rb.Oh my god, sy pura2 santai aja, soalnya sering kena yg beginian,” tulis akun Bam Dave.
“Ini seperti pengalaman saya dulu juga …depan hotel 89 penuin dulu ada PK5 saya pesan ikan gurami saus tiram …di timbang tapi belum tau harga nya setelah di masak saus tiram kasih duit 100rb kembalian nya 1000 perak …dalam hati mau beli minyak motor pakek apa lah aku ini tiba mau starter metic masok pula abg parkir kan anjiiirrr ntuh jadi pengalaman se umur hidup dulu nya …pengen nyenengi ortu beli gurami saus tiram motor mogok ke habisan bensingadai KTP terpaksa. alhamdulillah besok nya dapat RezQi temen ada yg bayar hutang. dah tamat ….indah nya berbagi sama orang tua,” tulis Bang Bowo Sakau.
Terpisah, menanggapi hal itu, Anies Suryani, pedagang Ikan Bakar kaki lima di bilangan Batam Center mengatakan, menaikan tarif harga makan sebetulnya sudah sering terjadi, khususnya di momen hari libur seperti libur lebaran. Penjualan yang menurun dampak dari pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu alasan pedagang menaikkan harga.
“Ya sudah biasalah, Mas. Kita ini kan jualan biasanya pas bulan puasa atau mau lebaran itu banyak terima orderan buka bersama. Sekarang kan sepi. Kalau ada pedagang yang menaikkan harga menjelang lebaran, hitung-hitung itu kan THR,” kata Anies.
Menurut dia, memang harga Rp60 ribu untuk seporsi ikan bakar di warung makan kelas kaki lima sangat tidak wajar. Berbeda dengan restoran kelas menengah atau atas yang memang sudah dikenakan pajak oleh pemerintah dalam setiap penjualannya.
“Lagian setahu saya kan, belum ada aturan yang mengatur untuk harga makanan. Kota kita juga tidak wisata-wisata banget juga ya. Jadi wajarlah saya rasa itu,” kata dia.