Beberapa warga Marina melakukan aksi pencegatan terhadap mobil pengangkut tanah di lokasi cut and fill milik PT Prima Karya Asih, yang beroperasi di sekitar jalan Marina pada Sabtu, 27 Februari 2021.
Aksi pencegatan tersebut merupakan bentuk protes dari warga terhadap aktivitas pengangkutan tanah yang menimbulkan debu dan ceceran tanah di sekitar area jalan.
Akibat aksi tersebut, para supir mobil truk tidak bisa keluar masuk mengangkut tanah sebelum ada jaminan jalan akan disiram dan dibersihkan oleh pihak developer.
Menurut warga, pihak developer tidak komitmen dengan apa yang telah mereka janjikan. Sebelum aktivitas itu dimulai, mereka awalnya berjanji akan membersihkan sisa tumpahan tanah dan menyiapkan mobil tangki air untuk menyiram jalan. Namun, hal itu justru tidak dilakukan dan membuat warga geram.
Menurut Alex, salah satu warga perumahan Ocean Park Marina, para pekerja tersebut hanya melakukan penyiram beberapa hari saja. Setelah itu, mereka tidak lagi melakukan penyiraman. “Lihat aja itu, debu-debu beterbangan,” katanya.
Kondisi ini menurutnya membahayakan kesehatan warga, karena debu tersebut terbang ke rumah-rumah warga.
Mendengar andanya keributan antara warga dan pihak developer, pihak Polsek Sekupang datang ke lokasi kejadian guna meninjau lokasi itu.
Kanit Reskrim Polsek Sekupang, IPTU Tigor Dabariba, mengatakan, “Kami sudah melakukan mediasi antara masyarakat dan pihak developer guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan”.
Selain itu, Iswahyudi, pemilik perkebunan jambu, yang juga terdampak oleh aktivitas mobil truk pengangkut tanah itu mengeluhkan kondisi tersebut.
Ia mengatakan, pohon-pohon di perkebunannya dipenuhi oleh debu-debu dari tanah tersebut. Pengunjung yang datang juga komplain terhadap debu-debu itu.
“Kami sebenarnya kalau pihak perusahaan komitmen, tidak akan komplain,” katanya.
Pardede, pihak perusahaan mengatakan, mereka telah menyiapkan satu buah mobil pick up dan tangki air untuk menyiram lokasi itu.
Namun, hari ini mobil tersebut sedang rusak sehingga tidak bisa beroperasi. “Maklumlah, mesin rusak,” katanya kepada HMS.
Mobil yang disediakan oleh pihak developer hanya satu saja. Tidak ada jadwal penyiraman. “Kapan warga butuh, kita siram terus,” tutupnya.