Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di rumah serbaguna di Kantor DPRD Kota Batam, sejumlah warga Kecamatan Sagulung meminta kejelasan luas jalan dalam rencana pelebaran jalan di Trans Barelang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin, 15 Maret 2021.
RW 03 Kelurahan Tembesi, Ambia Sinaga meminta Pemko Batam memberikan solusi kepada warga yang berdampak terhadap proyek pelebaran jalan ini. Sebab penduduk yang terdampak proyek itu sudah tinggal cukup lama.
“Berikanlah solusi karena mereka tidak ada rumah. Kami bingung, sebenarnya berapa ROW jalan? Berapa ukuran pastinya? Ada pula yang bilang mau buat ruko di dekat jalan. Tolong pak jelaskan,” kata dia.
Ambia menjelaskan, pihaknya juga membuat tim untuk menyampaikan aspirasinya kepada masyarakat. Menurutnya, dalam tiga bulan terakhir warga resah lantaran pengukuran sudah berkali-kali dilakukan dan angkanya berubah-ubah mulai dari 35, 100, dan lainnya.
“Kami bukan batu pak kami manusia. Kami tak punya kaveling apapun. Kalau ada warga yang sudah dapat kaveling, saya coret datanya sekarang. Saya sudah 30 tahun tinggal di Tembesi, saya tak punya kaveling. Kalau memang ada, tunjukkan datanya. Suruh saja mereka pergi. Kami dicap warga liar, padahal kami juga bayar PBB,” katanya.
Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Safari Ramadhan, mengatakan, sebagai warga Batu Aji, ia merasakan dampak macet setiap harinya di Simpang Barelang. Ia pun mengatakan, rencana pemerintah yang ingin memperluas ruas jalan di Simpang dan Trans Barelang harus diapresiasi.
“Namun, karena ada warga yang terdampak, pemerintah harus mencarikan solusi. Duduk bersama tokoh masyarakat dengan warga. Data kembali berapa yang terdampak. Setelah itu baru kami minta datanya ke Satpol PP, berikan juga ke Pemko Batam supaya datanya sama. Lalu setelah duduk dengan pemerintah, hasilnya berikan kepada kami,” katannya.
Kepala bidang sumber daya air Dinas Binamarga Kota Batam, Dohar Hasibuan, mengatakan lokasi proyek pelebaran jalan itu akan ditata secara bertahap dan dimulai pada tahun ini. Selain itu, kata dia, di Simpang Barelang juga akan dibuat bundaran berdiameter 100 meter. Bundaran itu nantinya akan mengurai kemacetan dan tidak lagi memakai jalan karena lajurnya ada lim. Inilah yang akan didesain dengan menggunakan anggaran Rp16 miliar.
“Topografi inilah yang akan kita potong. Ketinggiannya tiga sampai empat meter. Jadi lebih landai. Elevasinya lebih turun daripada sekarang. Ini sekadar gambaran saja. ROW-nya 35 meter dari posisi median jalan menuju sisi Kampung Tua atau Kaveling Tembesi. Sementara sisi ruko Tembesi Raya tidak berdampak. Nantinya satu jalurnya masing-masing memiliki lima lajur,” katanya.
Sementara itu, Lurah Tembesi, Arfie mengaku sudah mengajak warga duduk bersama di kedai kopi usai Wali Kota Batam, Muhammad Rudi meninjau langsung titik kios yang akan ditertibkan beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat itu, warga meminta hanya 35 jalan saja.
“Waktu saya rapat dengan tim terpadu, saya sampaikan kalau hanya ROW 35 ini aman. Kemudian diusahakanlah, ROW yang 35 dulu. Setelah itu saya memang tidak lakukan sosialisasi lagi. Datanglah lagi tokoh-tokoh masyarakat, meminta kaveling. Saya sudah coba minta ke BP Batam, ternyata dulunya sudah pernah dapat kaveling sebelumnya mereka. BP Batam sudah ada datanya. Jadi minta pak camat siapkan rusun, gratiskan beberapa bulan, selanjutnya waktu bongkar, barang-barang sudah bersih. Itu solusi rumah yang kami tawarkan,” katanya.