Oleh: A.Ristanto
Jakarta beruntung memiliki Wisma Atlet Kamayoran. Ada 10 tower (bangunan tinggi) yang sejak selesai dibangun, awalnya dimanfaatkan tempat menginap para atlet peserta Pesta Olahraga Asia 2018. Tujuh tower berada di lahan Kemayoran dan tiga tower lain di lokasi terpisah yakni Pademangan, namun tetap wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Seperti lazimnya penyelenggara pesta olahraga antarnegara, Indonesia yang ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 pun harus menyediakan fasilitas akomodasi bagi seluruh atlet peserta pertandingan. Kompleks bangunan di tanah seluas 10 hektare bekas bandara itu, terdiri dari sepuluh bangunan menara dan menyediakan 7.424 kamar.
Sehingga total kapasitas akomodasi bagi sebanyak 22.272 atlet ini melebihi standar Komite Olimpiade Internasional, yang mengharuskan tuan rumah Olimpiade menyediakan kamar bagi 14.000 atlet. Setelah Asian Games 2018 selesai, bangunan ini sempat kosong tanpa penghuni.
Kini dengan mewabahnya virus Corona, maka sejak Maret 2020 pemerintah menetapkan Wisma Atlet Kemayoran, menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC). Sarana kesehatan untuk mengobati, merawat, dan tempat isolasi (karantina) pasien.
Presiden Joko Widodo pun menunjuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pusat, untuk mengelola Wisma Atlet yang difungsikan menjadi rumah sakit darurat.
Tugas mengubah wisma atlet menjadi sarana kesehatan sendiri dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tujuh tower di Blok D Kemayoran dan tiga tower lainnya di Blok C Pademangan seluruhnya sudah difungsikan sebagai sarana penanggulangan Pandemi Covid-19.
Empat dari tujuh tower di Blok D difungsikan untuk rawat inap pasien. Dua bangunan yakni tower 5 dan 6 diperuntukkan pasien isolasi mandiri. Sedangkan yang dijadikan rumah sakit tower 6 dan 7.
Tiga tower lainnya di Blok D, dua di antaranya untuk akomodasi para tenaga medis dan relawan. Sementara satu tower sisanya untuk perkantoran tim Gugus Tugas.
Untuk tiga tower di Blok C Pademangan, sebanyak dua di antaranya difungsikan sebagai tempat karantina mandiri bagi para pekerja migran yang baru pulang dari luar negeri. Kemudian satu tower untuk perkantoran tim gugus tugas dan akomodasi tenaga medis dan kesehatan.
Dibuka pertama kali pada 23 Maret 2020 lalu tepat pukul 17.00 WIB, RSDC Wisma Atlet Kemayoran ini menjadi salah satu RSD Corona paling besar di Asia bahkan dunia.
Kini pilihan Wisma Atlet Kemayoran menjadi RSDC terbukti keputusan sangat jitu. Di saat wilayah DKI Jakarta dinyatakan sebagai zona merah Covid-19 tentu memerlukan sarana dan fasilitas kesehatan. Tingkat keterisian sarana perawatan pasien, kini meningkat 69 persen hanya dalam waktu satu minggu terakhir.
Saat ini 15 Juni 2021 setidaknya 5.028 dari total 5.994 tempat tidur di Wisma Atlet tersebut sudah terisi. Artinya, 83,9 persen kapasitas rumah sakit sudah terpakai. Padahal, pada Selasa, 8 Juni 2021 lalu, baru 49,5 persen kapasitas RSDC yang terpakai.
Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang tinggi ini tentu menjadi alarm bagi Jakarta untuk segera menekan penularan Covid-19 secara maksimal. Keterisian tempat tidur yang tinggi ini juga telah melebihi ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Untuk batas aman menurut WHO, BOR di angka 60 persen.
Oleh sebab itu, Jakarta kini memasuki fase yang amat genting. Bila tidak melakukan tindakan, maka berpotensi menghadapi kesulitan. Terutama untuk mengantisipasi penambahan fasilitas akibat terjadinya lonjakan pasien Covid-19.
Beruntung kita memiliki RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Sarana kesehatan ini masih bisa dioptimalkan penggunaanya. Selain itu perlu kita ingatkan, pemerintah daerah dan warga betul-betul menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), selain melaksanakan vaksinasi yang pemerintah sediakan gratis.
Kondisi Jakarta genting Covid-19, harus menjadi peringatan semua daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini bukti pandemi Covid-19 masih belum terkendali. Tetap bisa membahayakan.
Sampai Selasa, 15 Juni 2021 saja, dari seluruh wilayah Indonesia dilaporkan Positif Covid-19 sebanyak 1.927.708, sembuh 1.757.641 dan meninggal dunia 53.280 orang!
Kini tidak boleh kendor untuk menekan sebaran wabah, selain melakukan vaksinasi Covid-19. Demikian pula senantiasa mematuhi protokol kesehatan. Jadikan Gerakan 5M tersosialisasi dan bisa serentak dilaksanakan.
Kita ingatkan kembali agar siapapun harus selalu memakai masker, mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara berkala. Jika tak ada air dan sabun, bisa juga hand sanitizer; menjaga jarak; menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Sekali lagi mari bersama jaga dan pelihara selalu, kesehatan kita!