Oleh: Akmal Nasery Basral
(Wartawan & Sastrawan)
(Disclaimer: saya tak terlibat apapun dalam produksi film ini. Murni hanya pandangan seorang penonton).👇
———-‐——–
Awalnya saya tak berharap banyak saat mau nonton “Ngeri-Ngeri Sedap” (N2S) ini. Pertama karena diajak anak, kedua karena saya memang blank ini film apa. Clue terdekat hanya “Kayaknya ini film komedi bin humor” karena ada Tika Panggabean Project Pop, Boris Bokir, dan beberapa nama komika lainnya. Apalagi judul N2S yang mirip-mirip judul film Warkop jadul (Kanan-Kiri Oke, Maju Kena Mundur Kena).
Tapi setelah 2-3 menit pertama berjalan, tampaknya ini bukan film (full) komedi, meski dialog-dialognya cukup humoris, namun terasa sangat terkendali. Tidak dilepas blas.
Singkat cerita, ini kisah tentang keluarga Batak dengan empat anak (3 anak lelaki + 1 anak perempuan) yang sudah melewati masa remaja, masuk periode early adults. Ketiga anak lelaki merantau di pelbagai kota, hanya anak perempuan (anak kedua, seorang PNS) yang tinggal di rumah menemani kedua orang tuanya. (Sang ayah diperankan aktor kawakan Arswendi Nasution, sang ibu oleh Tika Panggabean).
Ternyata keluarga ini memiliki ketegangan internal yang tak terendus dari luar. Anak-anak (terutama yang lelaki) nggak ada yang akur dengan sang ayah. Mereka semua memberontak dengan cara masing-masing terhadap sang ayah yang otoriter dan selalu menjadikan adat Batak sebagai standar hidup.
Masalah muncul karena sang nenek (Opung) dari pihak ayah, harus membuat satu acara adat yang mandatory harus dia lakukan. Namun bagi sang Opung, sehebat apapun pesta adat yang akan dihelat, nggak akan ada artinya kalau cucu-cucunya nggak bisa hadir di kampung. Percuma.
Terjepit oleh keinginan sang Opung dan kekeraskepalaan anak-anak yang emoh mudik, sang ayah lalu menyusun muslihat agar anak-anaknya mau pulkam. Sang istri yang awalnya emoh terlibat dalam muslihat itu, akhirnya setuju menjadi “Partner In Crime” bagi suaminya, agar anak-anak mereka mau datang.
Seperti apa muslihat itu? Nah, ini yang harus ditonton. Karena sepanjang muslihat dijalankan, satu persatu kebenaran yang disembunyikan anggota keluarga itu mulai terkuak. Rahasia demi rahasia, kekesalan demi kekesalan yang tak tersalurkan.
Untungnya, kisah tak terjebak dalam melankoli picisan ala sinetron yang berjuntai-juntai.
Dialog para pemain tetap terjaga (skenarionya bagus), ditunjang akting pemain yang lumayan meyakinkan (mengingat hampir semuanya komedian yang biasanya banyak improv di panggung, kali ini terikat karakter yang mereka perankan).
Bonus film: Panorama Tano Batak (Toba) yang indah-eksotis, namun juga tak terjebak seperti iklan pariwisata yang terlalu manis.
Ada plot twist yang sangat bagus yang “diledakkan” oleh rangkaian dialog dari seorang karakter yang sepanjang film sangat irit dialog (sesuai tuntutan peran), namun kemudian lewat karakter inilah (saya duga) banyak penonton MENANGIS (termasuk saya, ngaku deh. Meski tak terisak, tapi mata membasah).
Saya terharu dan menangis, menonton film Indonesia itu seperti “Contradictio In Terminis”. Apalagi mengingat saat saya jadi redaktur budaya di dua majalah berita (Gatra dan Tempo) dulu, yang beberapa kali juga menulis review film Indonesia. Biasanya saya dulu dikenal “kejam” kalau sudah mengulas film Indonesia. Hampir selalu mengkritik. Ada saja hal yang membuat saya tidak puas kalau menonton film Indonesia.
Tapi dengan N2S ini berbeda. Meski film ini juga masih ada beberapa kelemahan mendasar (antara lain, dialog logat Jakarta masih sesekali muncul), tapi secara keseluruhan ini film yang bagus, selain bisa ditonton keluarga dari semua umur.
Saya rasa N2S ini salah satu film terbaik Indonesia yang mampu menyeimbangkan pesan intrinsik tentang pentingnya sebuah keluarga selalu berterus terang satu sama lain dalam segala hal, juga secara ekstrinsik dikemas dengan menarik tanpa melupakan sisi entertainment sebuah film dengan takaran yang pas.
Saya memberikan lima bintang ⭐⭐⭐⭐⭐ untuk N2S. Sesuatu yang amat sangat jarang saya berikan untuk film Indonesia.
Kalau saja semakin banyak film bermutu sekaligus menyenangkan seperti N2S ini, bobot perfilman Indonesia akan semakin melejit tanpa harus ditunjang oleh sensasi film horor atau superhero yang hanya adaptasi dari tren di luar.
N2S membawa kita pada jati diri bangsa sendiri, dengan semua kelebihan dan kekurangan adat, budaya, dan tradisi. Sekumpulan nilai dan kebiasaan yang memberikan warna dan corak identitas, namun juga bisa menjadi pengekang dan penghalang di sisi lain.
Sebuah film yang harus ditonton bersama keluarga. *