Bagaimana kalau seorang anak baru berusia 14 tahun diizinkan berkelahi bebas, di arena octagon sebuah ring segi delapan yang dikelilingi pagar dan ditonton banyak orang? Tentu seru dan menegangkan.
Hal itu yang kita saksikan ketika melihat keberhasilan Andika Dwi Putra Sinaga, atlet bela diri campuran amatir – mix martial arts (MMA) asal Kepulauan Riau (Kepri) menang atas lawannya Doharjo Ritonga dari Jawa Barat. Tentu perkelahian dimaksud bukan model tawuran pelajar yang sering kita saksikan. Sebab kedua anak tersebut adalah atlet yang mengikuti Kejuaraan Nasional MMA Amatir 2022 di Gedung Antarikshe Koopsud 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Kejurnas II MMA Amatir ini berlangsung 3 – 4 Agustus 2022. Diikuti 200 atlet dan official team dari 28 provinsi seluruh Indonesia. Partai final pertama memperebutkan medali emas di Kelas 45 Kg Putra Yunior.
Andika Putra Sinaga seorang murid kelas III SMP Yayasan Tunas Baru – Jin Seung Kota Batam, Kepulauan Riau. Putra kedua dari tiga bersaudara yang tergabung dalam salah satu sasana binaan Judoka Kungfu Indonesia (JKI) Provinsi Riau ini baru meraih ban kuning.
Bernadus Parsaoran Rajagukguk dan Robinson Sinaga pelatih JKI Kepri yang selalu mendampingi para atletnya saat bertanding mengakui, kunci kemenangan Andika selain kemampuan ilmu bela diri juga kuatnya mental bertanding.
Bisa dimaklumi bertanding dalam arena yang dikelilingi pagar, membutuhkan mental yang kuat. Apalagi pertandingan tingkat nasional yang dilakukan di wilayah komplek TNI-AU juga disaksikan para perwira tinggi sampai bintang dua.
Robinson Sinaga mengakui bertanding full tiga ronde @ tiga menit, bukan hal yang mudah. Banyak menguras tenaga. Keyakinannya menurunkan Andika ke Jakarta dimodali ketika pada Kejurnas Pertama di Palembang, Sumatera Selatan, ia juga meraih medali emas.
Kita asah terus Andika karena dalam dirinya selain memiliki bakat dan kemampuan berlaga di Kelas 45 Kg Putra Yunior, juga keberanian serta memiliki jiwa pantang menyerah.
Ronde Ketiga
Mengomentari kemenangannya, Andika mengakui, yang terberat saat ronde ketiga. “Saya mampu bertahan dan terus melawan, di sisa tenaga karena datang ke Jakarta saya harus menang,” katanya.
Motivasi mendalami ilmu bela diri campuran disebutkan bukan karena ingin menjadi jagoan. “Tetapi agar bisa menolong orang lain yang mendapat perlakuan tidak baik,” katanya seraya menambahkan, ia menolak cara pelajar dengan tawuran untuk memperlihatkan eksistensinya.
Setelah lulus SMP ia akan meneruskan ke SMA dengan tetap latihan di sasana JKI. Sebab merasa nyaman di bawah bimbingan dan binaan pada sasana Mitra Mall Batam, karena para Pengurus JKI Kepri sangat memperhatikan para atletnya.
“Apalagi Pak Benhauser Manik pembina kita sudah menjanjikan bonus khusus, jika saya membawa pulang medali emas,” kata atlet pelajar yang bercita-cita menjadi abdi negara baik Polri maupun TNI.
Benhauser Manik Pembina JKI mengakui bonus adalah bagian dari cara memotivasi atlet yang akan bertanding. “Apa bentuk bonus dari kami, untuk sementara kita rahasiakan,” kata Sarjana Maritim ini.
Ia rela meluangkan waktu dan juga mengeluarkan dana demi prestasi MMA Kepulauan Riau. Kemenangan atlet di laga nasional, juga akan meningkatkan kebanggaan di masyarakat daerah.
Mudah-mudahan dengan prestasi tiga emas dari tujuh atlet yang diterjunkan di Kejurnas MMA Amatir 2022, mengundang Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk bisa lebih memperhatikan para generasi muda yang berprestasi. Kalau bukan kita, siapa lagi?