BATAM – Batam Aero Technic (BAT) berencana menggelontorkan investasi Rp 7,29 Triliun hingga 2030 mendatang. Projek ini dipercaya akan menyerap 9.976 orang tenaga kerja dan mendukung pemulihan serta pengembangan industri penerbangan Indonesia.
Pengembangan KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 30%-35% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun yang selama ini mengalir ke luar negeri.
Kemampuan dan kapabilitas BAT dalam jangka menengah serta mendatang diharapkan mampu mendukung dan memenuhi pasar Asia Pasifik yang diprediksi mempunyai rata-rata (kisaran) 12.000 unit pesawat udara dengan nilai bisnis berkisar US$ 100 miliar pada 2025.
Dalam waktu dekat, BAT berencana membangun 8 (delapan) hanggar yang bisa menampung 24 pesawat udara tipe berbadan sedang (narrow body): Boeing 737 dan Airbus 320.
“Hanggar dimaksud diharapkan meningkatkan serapan kebutuhan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalisir jumlah pekerjaan MRO yang dikirim ke luar negeri,” ujar Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BAT di Batam ini optimis akan mampu mendorong perseroan untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini sejalan rancangan kerja berkelanjutan (master plan).
“Harapan utama, dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi sehingga dapat menekan angka pekerjaan berbagai perawatan pesawat ke luar negeri,” ujarnya.
Dalam upaya menciptakan dan membangun industri MRO Indonesia berdaya saing di lingkup penerbangan global, BAT memiliki kesungguhan senantiasa mendorong perawatan pesawat udara yang semakin efisien.
Pengembangan KEK BAT di Batam siap beroperasi sejalan mendukung program pemerintah dalam menciptakan ekosistem yang kondusif industri penerbangan nasional dan akan dilakukan evaluasi pembangunan setiap tahunnya.
BAT bersama Lion Air Group Training Center (LGTC) telah menambah tenaga kerja dengan keahlian mekanik atau teknisi pesawat udara sesuai kebutuhan serta kerjasama dengan Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO). (*)



