Enam orang warga Batam dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron. Jika ditambah dengan temuan Omicron pada kasus Pekerja Migran Indonesia (PMI) beberapa waktu lalu, jumlahnya kini mencapai 8 kasus.
“Temuan kasus Omicron ini berasal dari hasil pemeriksaan BTKLPP [Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit] Batam melalui screening dengan metode SMIT,” kata Budi Santosa, Kepala BTKLPP Batam, Kamis, 27 Januari 2022.
Budi menjelaskan, sampel ini merupakan kumpulan dari sampel yang telah diperiksa BTKLPP Batam sejak awal tahun 2022, yang sampai tanggal 24 Januari 2022, jumlahnya mencapai 10.235 sampel.
“Dari awal tahun kami sudah memeriksa 10.235 sampel, yang mana sekitar 1.113 sampel itu baru dikirim kemarin dari Lagoi Bintan, setelah ada kunjungan Presiden Joko Widodo,” kata Budi Santosa.
Di antara sampel tersebut, ditemukan sebanyak 439 sampel positif Covid-19, dan 8.696 sampel lainnya dinyatakan negatif. Kemudian sebanyak 613 spesimen sampel positif itu, diperiksa kembali oleh BTKLPP Batam melalui proses screening Omicron bermetode SMIT. Hasilnya, terdapat 8 sampel dinyatakan “Probable Omicron“.
“Kami sudah mulai melakukan screening Omicron ini sejak 14 Desember 2021. Menurut aturan Kemenkes [Kementerian Kesehatan], kalau sampel dinyatakan Probable Omicron, maka sudah bisa disebut positif Omicron,” katanya.
Adapun beberapa kasus positif varian baru Omicron tersebut merupakan 5 warga Batam berinisial S (32), BU (41), PS (51), C (29), Su (28). Sedangkan 1 orang lainnya, warga Karimun berinisial ZA (42). Semua pasien kasus Omicron baru tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Sampai saat ini BTKLPP Batam terus menerima sampel baru dari kabupaten/kota se-Kepri, serta daerah lainnya. Khusus pemeriksaan Omicron, BTKLPP Batam sudah memiliki alat PCR Bio-Rad Covid-19 sebanyak 4 unit.
“Untuk deteksi Omicron, kami sudah punya alatnya, tapi kalau mau mendeteksi varian baru lainnya, masih harus kirim sampel ke Balitbangkes Jakarta,” katanya.
Dari Batam sendiri, BTKLPP Batam sudah memeriksa sebanyak 105 sampel, sepanjang awal tahun 2022. Hasilnya, terdapat 12 sampel positif, dan 93 sampel negatif.
Sementara itu, sampel PMI terhitung lebih banyak, yakni mencapai 9.017 sampel dengan total 427 positif dan 8.590 sampel negatif, selama tahun 2022.
“Sampel-sampel yang masuk dari PMI lebih banyak. Kalau tahun lalu (2021) kami periksa 100 ribu lebih sampel, dan tahun 2020 ada 57 ribu lebih. Mungkin ke depannya makin meningkat,” tutup Budi.