Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan akan kembali menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta pada Kamis, 21 April 2021 hari ini. Koordinator Sosial Politik BEM UI, Melki Sedek Huang mengatakan, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI Kerakyatan akan menyampaikan sejumlah kritik dan tuntutan pada pemerintah. Salah satunya adalah terkait kenaikan harga sejumlah pokok yang akhir-akhir ini terus melambung. “Menurunkan harga kebutuhan pokok menjadi salah satu tuntutan yang akan disampaikan hari ini,” kata Melki saat dihubungi KOMPAS.com, Kamis pagi.
Selain itu, penolakan terhadap wacana perpanjangan masa jabatan Presiden juga masih menjadi tuntutan dalam demo hari ini. Isu ini tetap disuarakan meskipun Presiden Jokowi dan pimpinan DPR sebelumnya sudah menegaskan bahwa pemilu akan digelar sesuai jadwal. “Intinya kita akan terus mengawal, kita akan terus bersuara hingga Presiden Jokowi betul-betul selesai di 2024, Pemilu betul-betul tidak ditunda, Presiden Jokowi betul-betul tidak 3 periode,” kata Melki. Total, ada tujuh tuntutan yang akan disampaikan para mahasiswa, berikut daftarnya: Tindak tegas para penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Turunkan harga kebutuhan pokok dan atasi ketimpangan ekonomi. Menindak tegas segala tindakan represif terhadap masyarakat sipil dengan mekanisme yang ketat dan tidak diskriminatif. Wujudkan pendidikan ilmiah, gratis, dan demokratis. Sahkan RUU pro rakyat, tolak RUU pro oligarki. Wujudkan reforma agraria sejati. Tuntaskan seluruh pelanggaran HAM. Dalam menyampaikan tujuh tuntutan itu, mahasiswa akan menyebar di dua lokasi yang berbeda. “Ada dua (lokasi aksi demonstrasi), di Patung Kuda dan DPR. Kami di Patung Kuda (dekat) Istana,” kata Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo.
Jalan ditutup mulai pukul 09.00 WIB Sehubungan dengan adanya demo tersebut, Polda Metro Jaya berencana menutup akses jalan menuju Istana Negara dan Gedung DPR/MPR pada Kamis pagi. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo berujar, kepolisian akan melakukan rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi demonstrasi. Salah satunya dengan menutup jalan ke kawasan Istana Negara. “Pertama seperti biasa di Patung Kuda, itu akan kami tutup di depan Gedung Sapta Pesona. Kemudian seputaran Istana, Harmoni, Gambir yang menuju ke Istana, termasuk (Jalan) Veteran 1, 2, dan 3,” kata Sambodo.
Polda Metro Jaya juga akan menutup Jalan Gatot Subroto menuju Gedung DPR/MPR. Nantinya, para pengendara yang mengarah ke Slipi akan langsung diarahkan masuk ke jalur transjakarta. “Kemudian di depan DPR/MPR sendiri untuk supaya mencegah tindakan anarkistis seperti kemarin, maka dari pagi jalur di depan DPR/MPR akan kami tutup,” kata Sambodo. “Kemudian kami sisakan hanya satu lajur yang melalui jalur busway,” sambungnya. Penutupan jalan menuju Istana Negara dan Gedung DPR/MPR akan dilaksanakan mulai pagi. “Kami lakukan sejak pagi mungkin sekitar pukul 09.00 WIB atau pukul 10.00 WIB,” kata Sambodo. Sementara itu, rekayasa lalu lintas di kawasan Harmoni bersifat situasional. Jalan akan ditutup ketika massa sangat banyak jumlahnya. “Tapi yang jelas kalau di Sapta Pesona ditutup, Harmoni juga harus ditutup, itu akan dilakukan secara bersamaan,” kata Sambodo.
Ketika persimpangan Harmoni terpaksa ditutup, maka pengendara dari Jalan Surya Pranoto akan dialihkan ke kiri arah Glodok. “Kemudian yang dari arah Glodok semuanya kami belokkan ke kiri ke arah Jalan Veteran. Sedangkan dari Jalan Veteran, para pengendara akan diarahkan ke arah Tomang,” katanya. Sambodo mengimbau kepada masyarakat untuk mengatur rute perjalanan agar dapat menghindari tiga kawasan yang rencananya jadi titik aksi unjuk rasa dan mencari jalur alternatif lain.
Sumber: KOMPAS.com