BATAM – Arus kredit perbankan di Kepri kian mengalir kencang di tahun 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri mencatat, Bank cukup aktif menggelontorkan pembiayaan di sektor-sektor unggulan ekonomi Kepri.
Kepala OJK Kepri Rony Ukurta Barus memaparkan, pertumbuhan kredit bank umum dan syariah di Kepri bertumbuh 18,52% secara year to date (YtD). Pertumbuhan kredit dua digit ini didorong pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.
“Kinerja perbankan Kepri masih sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kepri yang tumbuh 5,01 persen di kuartal kedua 2022,” jelasnya.
Dari kelima sektor ekonomi tertinggi di Kepri, penyaluran pembiayaan masih didominasi oleh kredit pemilikan peralatan rumah tangga lainnya, termasuk multiguna, sebesar 11,8 Triliun. Diiukuti oleh kredit untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp 7,6 Triliun..
Mulai pulihnya daya beli masyarakat akan mendorong permintaan kredit konsumer. Share kedua kredit konsumer ini mencapai 42,39 persen dari seluruh pembiayaan.
Sementara sisanya diserap oleh Perdagangan Besar dan eceran sebesar Rp 6,9 triliun, diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar Rp 6,8 triliun. Sektor Transportasi, pergudangan dan komunikasi menyerap kredit sebesar Rp 3,3 triliun.
“Menurut kategori usaha, penyaluiran kredit masih didominasi oleh non UMKM,” ujarnya.
Selain itu, kualitas kredit di Kepri juga terus menunjukan perbaikan. Terlihat dari turunnnya angka Non Performing Loan (NPL) pada triwulan keedua 2022, menjadi 2,87 persen. Sebelumnya, NPL Kepri di triwulan pertama mencapai 3,27 persen.
NPL tertinggi ada di kredit investasi, yakni 4,22 persen. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi akibat pemulihan pasca Covid-19. Kendati demikian, NPL masih di bawah ambang batas 5 persen.
“Kami masih pantau perkembangannya, tapi kami optimis ini akan membaik,” jelasnya. (*)