Rupiah sukses menguat 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Senin kemarin dan kembali ke bawah Rp 15.000/US$. Pada perdagangan Selasa, 26 Juli 2022 rupiah berpeluang meningkat 3 hari beruntun melihat indeks dolar AS yang terus menurun.
Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini turun 0,1% ke 106,37. Dibandingkan level tertinggi dua dekade 109,29 yang dicapai pada Kamis, 14 Juli 2022 lalu, penurunannya tercatat sekitar 2,6%.
Indeks dolar AS terus menurun padahal The Fed (bank sentral AS) akan kembali menaikkan suku bunga di pekan ini. Pergerakan tersebut tentunya dapat memberikan keuntungan bagi rupiah.
Secara teknikal, rupiah ke bawah level psikologis Rp 15.000/US$. Meski demikian, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Sejak saat itu rupiah terus tertekan hingga menembus level psikologis Rp 15.000/US$ Kamis, 21 Juli 2022.
Rp 15.000/US$ kini menjadi resisten terdekat yang akan menahan rupiah jika kembali melemah. Melihat indikator Stochastic pada grafik harian yang berada di wilayah jenuh beli (overbought), rupiah tentunya punya peluang menguat.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Kemudian pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022 rupiah membentuk pola Doji yang juga membuka peluang penguatan. Pola Doji menjadi menunjukkan secara psikologis pasar masih galau menentukan arah, Tetapi ketika muncul saat naik, maka peluang berbalik turun lebih besar. Artinya Rupiah berpeluang menguat.
Selama tertahan di bawah Rp 15.000/US$, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.970/US$. Support selanjutnya berada di kisaran Rp 14.950 – Rp 14.930/US$.
Sebaliknya jika kembali ke atas Rp 15.000/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 15.030/US$. Penembusan ke atas level tersebut akan membawa rupiah melemah ke Rp 15.090/US$ – Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50% akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah.
Sumber berita: CNBC Indonesia