Kementerian Urusan Ekonomi dan Iklim Jerman merekomendasikan para pelaku usaha untuk mendirikan generator listrik darurat. Hal itu bertujuan untuk mengatasi potensi kekurangan gas, media Jerman melaporkan pada Minggu, 3 Juli 2022.
Kepala Badan Jaringan Federal Jerman, Klaus Muller memperingatkan, situasi gas di negara itu kini sudah genting. Ada kemungkinan penurunan pasokan lebih lanjut.
Untuk mengatasi kemungkinan kekurangan gas itu, Kementerian Urusan Ekonomi dan Iklim mendesak perusahaan-perusahaan untuk memperlengkapi diri dengan generator listrik darurat. “Terutama untuk fasilitas infrastruktur penting,” ungkap surat kabar Bild, mengutip jawaban sekretaris kementerian itu atas pertanyaan yang diajukan anggota parlemen Stefan Pilzinger, belum lama ini.
Menurut laporan media tersebut, generator darurat yang hendak didirikan setiap perusahaan harus memiliki kapasitas untuk menyediakan energi setidaknya selama 72 jam.
Krisis energi semakin menghantui Eropa. Krisis Ukraina ditambah dengan sanksi Barat terhadap Rusia menjadi faktor penyebabnya.
Sebelumnya, tiga raksasa energi Prancis, yaitu Engie, EDF, dan TotalEnergies mendesak kalangan industri dan rumah tangga agar mulai menghemat listrik, gas alam, dan bahan bakar minyak (BBM) menjelang musim dingin. Seruan itu mereka sampaikan lantaran krisis energi terus membayangi Eropa.
“Energi terbaik adalah yang tidak kita konsumsi. Kita harus mengatasi permintaan energi bersama-sama dengan mengurangi konsumsi sehingga kita memiliki lebih banyak kelonggaran,” kata pemimpin dari tiga perusahaan tersebut dalam artikel bersama untuk mingguan Prancis, Le Journal du Dimanche, Minggu, 26 Juni 2022 pekan lalu.
Mereka memperingatkan, mengatasi kekurangan pasokan gas Rusia dan lonjakan harga energi saat ini menjadi tantangan besar bagi hubungan sosial dan politik Prancis.
Sumber berita: iNews.id