Para ahli mencoba menjelaskan ujung dunia dan antariksa dimulai. Batasan itu ternyata disebut garis Karman yang dinamai oleh Theodore von Karman, seorang fisikawan Amerika-Hungaria pada 1957.
Earthsky melaporkan, dia merupakan orang pertama yang mencoba mendefinisikan batas antara Bumi dengan antariksa. Garis tersebut itu bertujuan bukan hanya untuk batas pesawat terbang, namun juga untuk ilmuwan dan insinyur mencari tahu cara menjaga pesawat antariksa dan satelit mengorbit Bumi dengan sukses.
“Garis Karman merupakan perkiraan wilayah yang menunjukkan ketinggian di mana satelit bisa mengorbit Bumi tanpa terbakar atau jatuh dari orbit sebelum mengelilingi Bumi setidaknya sekali,” kata Katrina Bossert selaku fisikawan luar angkasa Arizona State University, dikutip dari Live Science, Senin, 9 Mei 2022.
Asisten Profesor Ilmu Atmosfer University of California, Matthew Igel menambahkan garis itu didefinisikan sekitar 100 kilometer di atas Bumi. Namun, bukan tidak mungkin ada yang mengorbit di bawah garis tersebut.
“Ada kemungkinan sesuatu mengorbit Bumi pada ketinggian di bawah garis Karman, tetapi akan membutuhkan kecepatan orbit yang sangat tinggi yang akan sulit dipertahankan karena gesekan. Tapi tidak ada yang melarangnya,” kata Igel.
“Di sanalah letak perasaan yang harus dimiliki seseorang untuk garis Karman: Ini merupakan ambang batas imajiner namun praktis antara perjalanan udara dan perjalanan antariksa”.
Bossert menjelaskan ada berbagai faktor menentukan berapa banyak hambatan udara. Ini seperti ukuran dan bentuk satelit.
Dengan begitu akan berakibat pada kemampuan saat mengorbit Bumi dengan satelit. Biasanya satelit yang berada di orbit rendah Bumi, memiliki klasifikasi terbang dengan tinggi kurang dari 1.000 km namun kadang juga sekitar 160 km di atas permukaan Bumi. Satelit yang berada di orbit rendah itu, Bossert mengatakan akan jatuh dalam beberapa tahun. Dia menjelaskan itu karena “ada tarikan dari atmosfer atas Bumi secara bertahap memperlambat kecepatan orbit”.
Sumber: CNBC Indonesia