BELAKANG PADANG – Hanya bisa terbaring tak berdaya dan hidup bersama cucunya yang lumpuh, Nenek Sri menggantungkan hidupnya dari uluran tangan masyarakat. Kedua warga Belakang Padang ini tak mampu berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kisah pilu mereka pun sampai ke telinga Gubernur Kepri Ansar Ahmad, saat menyerahkan bantuan honorarium kepada para mubaligh, penyuluh agama non PNS, dan pemuka agama tetap pada rumah ibadah se-Kecamatan Belakang Padang, Batam, Jumat (09/12/2022).
Tanpa mengulur waktu, Gubernur Kepri meminta kepada warga untuk mengantarkannya ke rumah nenek yang dimaksud. Ia kemudian datang bersama anggota DPRD Kepri dan beberapa kepala OPD di lingkungannya, ditemani sejumlah tokoh agama dan masyarakat setempat, yang ikut menjenguk dan berbincang dengan cucu Nenek Sri, Roni.
Terlihat Nenek Sri yang sudah uzur terbujur di atas tempat tidur sederhana. Dan sesuai dengan informasi yang diterima, nenek tersebut hanya berbaring karena sakit mengingat usia yang sudah tua, dan tinggal berdua dengan cucunya yang lumpuh akibat kecelakaan.
“Nenek ini nggak bisa bergerak dan harus ada yang mengurusinya seperti mandi, menganti pakaian, makan dan lain-lain. Sementara dia hidup berdua bersama cucunya yang juga dalam keadaan gak bisa berbuat apa-apa karena lumpuh,” kata Gubernur Ansar lirih.
Selama ini, berdasarkan keterangan masyarakat, Nenek Sri dan cucunya Roni hanya berharap uluran tangan warga setempat untuk makan. Sesekali dibantu pihak Puskesmas Belakang Padang, dengan perhatian yang tentu saja kurang maksimal. Sebelumnya, Nenek Sri dibantu Pengurus Vihara Belakang Padang dengan menggaji orang untuk mengurus keduanya.
Melihat langsung kondisi Nenek Sri dan cucunya, menyentuh keprihatinan Gubernur Ansar. Ia berfikir akan lebih baik jika si nenek tinggal di rumah panti, dengan harapan ada yang merawatnya sehari-hari.
Gubernur pun membujuk untuk mengajak Nenek Sri tinggal di Rumah Bahagia Bintan. “Jika berkenan, di sana nanti ada yang merawat dan ada yang memperhatikan setiap hari,” ujar Gubernur Ansar kepada si nenek dan cucunya.
Namun, cucunya, Roni tampak keberatan jika harus tinggal di Rumah Bahagia Bintan. Dengan halus dan lembut memohon kepada Gubernur Ansar, agar mereka boleh tetap tinggal di Belakang Padang.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian Bapak Gubernur kepada kami. Namun izinkan kami biar tetap tinggal di sini saja,” ucap Roni sembari menyeka air matanya.
Begitu halnya dengan Nenek Sri yang tak mampu membendung air mata karena rasa harunya mendapat perhatian dari sosok pemimpin Kepri itu, dengan datang langsung ke rumahnya.
Mendengar perkataan Roni, Gubernur Ansar mengaku tidak bisa memaksa atas pilihan Roni yang memilih tetap tinggal di Belakang Padang dengan kondisi seadanya.
Secara pribadi, Gubernur Kepri kemudian memberikan bantuan sejumlah uang untuk keperluan sehari-hari keduanya. “Saya pesan agar kasur untuk tidur Nenek Sri ini diganti dengan yang baru, agar lebih nyaman bagi si nenek,” pinta Gubernur.
Tidak hanya itu, Gubernur Ansar juga meminta kepada salah satu warga di sana untuk mencarikan pembantu yang bisa mengurusi Nenek Sri dan cucunya, dan Gubernur Ansar yang akan menggaji untuk setiap bulan, serta menanggung keperluan makan dua insan tersebut.
“Semoga apa yang kita lihat ini sebagai i’tibar atau pembelajaran bagi semua. Agar perhatian pemerintah dan masyarakat bisa sama-sama saling peduli akan sesama. Kita juga berterima kasih kepada masyarakat setempat atas bantuan-bantuan yang selama ini telah dilakukan,” ungkap Ansar.(*)