Perusahaan listrik negara Afrika Selatan (Afsel), Eskom, terpaksa memperluas pemadaman listrik Jumat, 24 Juni 2022 dan selama akhir pekan. Ini akibat protes buruh terkait dengan pembicaraan upah yang menemui jalan buntu.
Hal itu mengganggu operasi. Padahal, perusahaan listrik negara itu memang sudah bermasalah dengan pemadaman yang parah akibat macetnya pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) akibat umur yang sudah tua dan minimnya perawatan.
Eskom memiliki total kapasitas nominal 46.000 MW. Tetapi saat ini 20.000 MW sedang offline.
Sejak awal minggu, Eskom telah menerapkan pemadaman bergilir “Tahap 2”. Namun protes pekerja membuat tingkat pemadaman bergilir naik ke “Tahap 4”.
Di mana butuh kapasitas hingga 4.000 megawatt (MW) untuk dilepaskan di jaringan nasional pada Jumat, dari pukul 11.00 waktu setempat hingga tengah malam. Pemadaman bergilir juga akan berlaku Sabtu dan Minggu pukul 05.00 pagi hingga tengah malam.
“Sambil menjajaki kemungkinan solusi untuk membuka kebuntuan dengan serikat pekerja, Eskom mengimbau mitra kerja dan karyawan yang mogok untuk merangkul tujuan yang lebih tinggi yaitu mengutamakan rakyat Afsel,” kata Eskom dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.
Eskom sendiri menganggap tindakan karyawan sebagai intimidasi. Karena ada blokade yang dilakukan di jalan-jalan menuju pembangkit listrik.
Sebenarnya negosiasi dilakukan Selasa. Namun pembicaraan tidak menemukan solusi.
Eskom sendiri terus dibebani dengan tumpukan utang besar mendekati 400 miliar rand atau setara Rp372 triliun. Reformasi Eskom merupakan prioritas pemerintahan Presiden Cyril Ramaphosa, namun upaya untuk meningkatkan kinerja pembangkit listrik belum membuahkan hasil.
Sumber berita: CNBC INDONESIA