Situasi dunia kian tidak menentu, akibat pandemi Covid-19, gejolak politik, ekonomi dan krisis perang Rusia-Ukraina. Kejadian bertubi-tubi itu menyebabkan inflasi global meningkat tajam dan kian tak terbendung. Tidak hanya itu ekonomi dunia pun mengalami pelambatan.
Untuk itu Presiden Joko Widodo mendorong semua pihak terus waspada dan mengambil langkah antisipatif apabila situasi tersebut masih terus berlanjut.
“Semua kita harus memiliki sense of crisis, jangan seperti biasanya, jangan business as usual hati-hati. Sense of crisis harus ada di kita semuanya. Sehingga kita harus ada perencanaan yang baik. Harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini,” kata presiden saat memberikan arahan pada Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, secara virtual, Kamis, 28 April 2022.
Presiden Jokowi juga ungkapkan, surplus neraca perdagangan juga positif, Februari di angka (USD) 3,82 milliar dan kemarin di Maret di angka (USD) 4,5 miliar surplusnya, ini sangat baik.
Namun kabar baiknya, di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, Presiden Jokowi bersyukur perekonomian Indonesia menunjukkan tren yang positif. Kinerja positif dari sisi perdagangan berlanjut dengan surplus neraca perdagangan yang menunjukkan angka yang terus membaik.
Menurut presiden, surplus neraca perdagangan Februari di angka (USD) 3,82 milliar dan kemarin di Maret di angka (USD) 4,5 miliar surplusnya.
Selain itu, Presiden menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit pada Februari lalu meningkat dibandingkan bulan Januari. Sedangkan, angka Purchasing Manager Index (PMI) untuk manufaktur, indeks penjualan riil, dan indeks keyakinan konsumen pada bulan Maret telah berada di atas normal.
“Indeks Penjualan Riil ini juga sudah di atas normal, Maret kemarin di angka 14,5 persen dan indeks keyakinan konsumen juga sudah berada di atas normal,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, presiden pun mengajak seluruh pihak yang hadir untuk menjaga momentum tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia ini. Kepala negara juga mendorong seluruh pihak untuk bekerja sama mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sebagaimana tema RKP 2023, kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Presiden Jokowi.
Hadir mendampingi presiden di Istana Negara antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.