JAWA BARAT – Presiden Joko Widodo kembali turun langsung melihat para korban gempa Cianjur, sekaligus menyerahkan dana bantuan untuk perbaikan rumah warga yang rusak. Presiden menyatakan, pemerintah menambah nilai bantuan bagi warga berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya masing-masing menjadi Rp 60 juta, Rp 30 juta, dan Rp 15 juta.
“Tadi malam hitung-hitung lagi dan tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menteri Keuangan, ada uang atau tidak? ternyata ada sedikit, sehingga saya putuskan yang Rp 50 juta akan menjadi Rp 60 juta, yang Rp 25 juta akan menjadi Rp 30 juta, dan yang Rp 10 juta akan menjadi Rp 15 juta,” ujarnya.
Acara simbolik itu berlangsung di Lapangan Tembak Tapal Kuda Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Kamis (8/12/2022).
Rombongan presiden berangkat dari Istana Kepresidenan Bogor sekitar pukul 07.30 WIB. Kepala Negara terlebih dahulu meninjau posko bencana gempa bumi Badan Intelijen Negara (BIN) di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Tiba pukul 08.50 WIB, Presiden disambut anak-anak dengan nyanyian berbahasa Sunda berjudul manuk dadali. Puluhan anak-anak pengungsi tersebut telah mengikuti kegiatan trauma healing di Posko BIN. Di sini Presiden membagikan makanan dan juga bantuan kepada para pengungsi.
“Makanannya habis enggak ini?” tanya Presiden. “Habis Pak”, jawab anak-anak serempak.
Pukul 09.20 WIB, Presiden melanjutkan perjalanan menuju Lapang Tembak Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur untuk menyerahkan bantuan dana renovasi rumah warga yang terdampak bencana alam.
Dengan bantuan tersebut presiden berharap, warga segera memulai membangun dan memperbaiki rumahnya yang rusak. “Titipan saya agar pembangunannya segera dimulai, rumah-rumah yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing. Batu batanya yang bisa dipakai dibersihkan dipakai lagi. Kayunya yang bisa dipakai juga agar bisa dipakai lagi,” harap Presiden Jokowi yang datang untuk kedua kali ke daerah gempa.
Diketahui, kunjungan kerja pertama presiden pada Selasa (22/11/2022), atau sehari setelah musibah gempa berkekuatan magnitude 5,6 itu terjadi, Senin (21/11/2022) sekira pukul 13.21 WIB.
Penyerahan bantuan stimulan tahap pertama ini diberikan kepada sekitar 8.100 warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Presiden menjelaskan bahwa dana bantuan tersebut bisa diambil warga secara bertahap, tidak sekaligus. Hal itu dilakukan agar uang bantuan betul-betul bisa dimanfaatkan masyarakat 100 persen untuk pembangunan rumahnya dan bukan digunakan untuk kepentingan lain.
“Pengalaman kita di provinsi yang lain, diberikan semua, diambil semua, tidak jadi barang, tidak jadi rumah. Ada yang justru jadi sepeda motor. Oleh sebab itu, jangan (sampai) kejadian (seperti) itu di Cugenang, di Cianjur. Uang yang sudah diberikan agar 100 persen dipakai untuk perbaikan rumah yang kita miliki,” tegasnya.
Sederhanakan Prosedur
Presiden Jokowi juga memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, agar prosedur pencairan bantuan ini disederhanakan untuk mempermudah warga.
“Saya sudah perintah ke Pak Kepala BNPB Pak Suharyanto agar prosedurnya itu disederhanakan, tidak memakai administrasi yang berbelit-belit. Tetapi sekali lagi yang dipegang, bapak, ibu sudah pegang tabungan, ya itu memang uang bapak, ibu semuanya, enggak ada yang bisa memiliki selain bapak, ibu. Jelas ya? Nanti tahapannya akan kita buat sesederhana mungkin,” ungkap Presiden.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan terpisah menjelaskan, setelah fase tanggap darurat hampir selesai, pihaknya secara paralel melakukan pendataan dan verifikasi rumah warga yang rusak.
“Data sementara sekarang untuk seluruh rumah yang terdampak adalah 53.981 rumah, rusak beratnya 13.133 unit, rusak sedang 15.348 unit, dan rusak ringan 25.500 unit,” sebutnya.
BNPB mencatat hingga Sabtu, 3 Desember 2022, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 334 jiwa. Sampai hari ini, jumlahnya belum berubah. (*)