Ketua Dewan Penasihat Padepokan Kosgoro 57, Ridwan Hisjam berpandangan, Politisi PDI-P Masinton Pasaribu tidak punya hak mendesak Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mundur dari jabatannya di Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Ia menyebut tidak ada relevansi dan etika seorang Masinton meminta Luhut mundur dari kursi Kabinet lantaran dianggap biang kisruh dari isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode.
“Masinton tak punya hak sama sekali meminta Pak Luhut mundur dari kabinet. Yang berhak menegur dan memberhentikan Luhut adalah Pak Presiden. Jadi secara etik tidak tepat seorang Masinton berkoar-koar minta Luhut mundur atau dicopot,” kata Ridwan, Selasa, 12 April 2022 seperti dikutip dari obsessionnews.com.
Menurut Ridwan, lagi pula tidak ada pernyataan Luhut yang secara langsung meminta masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode. Yang ada Luhut, hanya mewacanakan adanya kemungkinan Pemilu 2024 ditunda. Bukan mengubah masa jabatan presiden jadi tiga periode.
“Jadi setahu saya tidak ada ucapan Pak Luhut yang meminta atau mendukung masa jabatan Presiden Jokowi jadi tiga periode. Itu tidak ada! Yang ada wacana penundaan Pemilu 2024, dan itu juga sudah disampaikan Luhut di depan para mahasiswa saat aksi,” kata Ridwan.
Tidak Salah
Menurutnya, soal wacana yang penundaan Pemilu yang disampaikan Luhut tidak ada yang salah. Sebab, ia berbicara itu bukan dalam kapasitasnya sebagai Menko Marves, melainkan politisi Partai Golkar. Di masa kepemimpinan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Luhut menjabat Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar.
“Sah-sah saja seorang Pak Luhut bicara politik soal wacana penundaan Pemilu, toh dia bicara itu dalam kapasitasnya sebagai orang atau politisi Golkar. Bukan sebagai Menko Marves. Jadi apa salahnya? Berwacana dalam negara demokrasi itu kan sah-sah saja,” kata Ridwan.
Ridwan yang juga Anggota Komisi VII DPR RI menyatakan, lagi pula sampai saat ini wacana penundaan Pemilu tidak ada dibahas secara resmi di DPR. Satu pun fraksi di DPR juga belum ada yang mengusulkan adanya penundaan Pemilu. Artinya itu hanya sebatas wacana saja, melanjutkan aspirasi dari bawah.
“Karena pada ujungnya keputusan ada di DPR, dan DPR sampai saat sekarang ini tidak ada yang bahas soal penundaan Pemilu, jadi ngapain ribut-ribut,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur ini.
Ridwan kembali mengingatkan, yang bisa menegur Luhut itu hanya dua orang, yakni Presiden Jokowi sebagai atasan menteri, dan Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar. Di luar itu, dianggap tak punya hak untuk menegurnya, apalagi seorang Masinton.
“Saya tegaskan lagi yang bisa menegur Pak Luhut ya hanya dua orang Pak Jokowi dan Airlangga. Karena mereka itu atasannya Pak Luhut. Saya liat hubungan Pak Jokowi dengan Pak Luhut baik-baik saja, demikian juga hubungan dengan Airlangga, jadi atas alasan apa Pak Luhut harus mundur,” katanya.
Ssbelumnya, Anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyatakan, Menteri Marves, Luhut Binsar Pandjaitan harusnya mundur dari jabatan. Lantaran telah menimbulkan polemik jabatan presiden tiga periode yang berujung pada aksi mahasiswa 11 April 2022.
“Tanya ke mana tuh Menko yang selama ini, yang bukan bidang politik mewacanakan perpanjangan jabatan presiden dan melakukan, menyebarkan hoaks melalui big data, itu ke mana itu orang? Kenapa bukan beliau yang menyampaikan? Kenapa bukan Menko itu yang menyampaikan, bahwa itu adalah gagasan dari dirinya kenapa dia tidak berani tampilkan hidung, kenapa presiden,” kata Masinton dalam wawancara TV, Senin, 11 April 2022.