China membuat langkah lanjutan atas laporan astronaut negaranya, awak Shenzou 13 yang berhasil kembali ke Bumi setelah bertahan selama 183 hari di stasiun luar angkasa Tiangong.
Lewat stasiun luar angkasa Tiangong, China ingin mewujudkan program kerja sama internasional yang berguna untuk masa depan bersama umat manusia.
Disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Webin, misi awak Shenzou 13 di stasiun luar angkasa Tiangong akan menjadi perjalanan terobosan yang akan menjadi dasar untuk program kerja sama internasional.
China, lantas mengumumkan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kantor PBB untuk Luar Angkasa Urusan (UNOOSA) dan Badan Antariksa Eropa untuk penggunaan secara damai dari stasiun luar angkasa Tiangong.
Menurut Wang, stasiun luar angkasa Tiangong milik China adalah proyek pertama dari jenisnya yang terbuka untuk semua negara anggota PBB.
Sebagai informasi, awak Shenzou 13 telah selamat kembali ke Bumi pada akhir pekan lalu setelah tinggal selama 183 hari di orbit stasiun luar angkasa Tiangong.
Setelah tinggal selama 6 bulan, awak Shenzhou 13 juga membuat hal menakjubkan dalam perjalanan kembali ke Bumi dengan program pulang cepat yang dilakukan dengan lima putaran dan hanya memakan waktu delapan jam.
Kemudian untuk pertama kalinya, awak Shenzhou 13 menetapkan mode penyelamatan untuk pesawat ruang angkasa yang tidak berfungsi atau tidak kembali di orbit stasiun luar angkasa Tiangong.
Dua hal di atas yang membuat awak Shenzhou memverifikasi kemampuan stasiun luar angkasa Tiangong mampu menerima kunjungan pesawat ruang angka di posisi yang berbeda.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Global Times, direktur UNOOSA, Simonetta Di Pippo menyambut hangat kerja sama yang ditawarkan dan menyebut pembukaan stasiun luar angkasa China kepada dunia sebagai contoh baik untuk meningkatkan misi luar angkasa.
Sedangkan bagi pihak China sendiri, lewat pernyataan wakil kepala perancang stasiun luar angkasa Tiangong, Bai Linhou menyebut China akan menjadi satu-satunya negara di dunia yang punya itu karena ISS kemungkinan akan pensiun setelah 2024.
Bai, lebih lanjut menggambarkan Tiangong sebagai stasiun luar angkasa yang dirancang sedemikian rupa untuk astronaut asing dapat beradaptasi.
Sementara itu, astronaut asing yang memasuki stasiun luar angkasa Tiangong dengan dua cara, lewat pesawat ruang angkasa China atau lewat pesawat ruang angkasa sendiri dengan antarmuka docking yang cocok.
Sumber: Pikiran-Rakyat.com