Seorang YouTuber berusia 11 tahun bernama Song-A membagikan pengalaman kehidupannya di Korea Utara. Lewat sebuah tayangan video, Song-A mengungkapkan kebahagiaan tinggal di negara tertutup yang berada di bawah rezim Kim Jong-un tersebut.
Anehnya, saluran YouTube Song-A dipenuhi dengan empat video propaganda yang menggambarkan Korea Utara sebagai surga bagi anak-anak. Di video-video tersebut, bocah itu menyebut bahwa Korea Utara punya banyak taman hiburan, rumah sakit anak-anak, dan petugas kesehatan yang datang ke rumah ketika dia dan anggota keluarganya yang lain terinfeksi COVID-19.
Melalui salurannya, Song-A memperkenalkan kehidupannya di Pyongyang dalam bahasa Inggris dengan aksen Inggris yang fasih. Song-A diketahui adalah penggemar Harry Potter dan belajar bahasa Inggris dari ibunya.
Dalam video terbarunya, ia mengatakan bahwa warga Pyongyang menikmati es serut, desert tradisional dengan topping manis yang dikenal dalam bahasa Korea sebagai “bingsu”, biasa dijual oleh pedagang kaki lima di seluruh ibu kota Korea Utara.
Ia juga berjanji akan memperkenalkan toko es serut terbaik kepada penonton videonya yang mengunjungi Pyongyang.
Tidak hanya itu, Song-A juga membagikan pengalamannya saat karantina setelah ia terinfeksi COVID-19 untuk menunjukkan bagaimana Korea Utara secara efektif mengatasi pandemi.
Dalam video tersebut, Song-a menggambarkan bagaimana saat ia demam dengan suhu 39 derajat, dia diselamatkan oleh petugas medis militer.
“Semuanya terkendali seperti dulu,” katanya sambil tersenyum.
Saluran YouTube Song-A dimulai pada 27 Januari. Ini memiliki empat unggahan video dan lebih dari 4.300 subscriber pada saat tulisan ini dibuat.
Tidak diketahui apakah Song-A hanyalah warga Korea Utara yang bahagia tinggal di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, atau aktor yang bekerja untuk Kementerian Propaganda Korea Utara.
Namun, Tae Yong-ho, dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NK News bahwa Song-A adalah putri seorang diplomat Korea Utara yang pernah berbasis di London.
Tae, yang juga mantan diplomat Korea Utara di London, mengatakan dia bekerja dengan ayah YouTuber cilik tersebut. Menurutnya, aksen Inggris Song-A adalah karena ia tinggal di Inggris.
Alasan utama Korea Utara untuk mempromosikan YouTuber cilik itu diketahui sebagai cara untuk menghindari kebijakan internal Google.
YouTube sebelumnya menutup sejumlah saluran yang dijalankan oleh Korea Utara seperti “DPRK Today” dan “Red Star TV,” dengan alasan mereka menyebarkan sistem politik Korea Utara dengan konten agresif dalam video mereka.
Sumber berita: CNBC Indonesia