BATAM – Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU SPAM) menindaklanjuti angka kehilangan air di wilayah kerja SPAM Batam, yang kini mencapai angka 20 persen di mana sebelumnya diangka 14 persen (2019).
Hal ini dibahas dalam pertemuan BU SPAM dengan stakeholder, terkait pembahasan illegal connection dan rencana penindakan terhadap kegiatan illegal connection (sambungan liar) di wilayah kerja SPAM Batam, Kamis (16/03/2023).
Selanjutnya, akan dibentuk Tim Identifikasi Kehilangan Sambungan Air yang terdiri dari POM TNI Angkatan Darat, POM TNI Angkatan Laut, Polresta Barelang, Kejaksaan Negeri Batam, Satuan Polisi Pamong Praja, Direktorat Pengamanan BP Batam dan PT Air Batam Hilir sebagai konsorsium pelaksana.
Direktur BU SPAM BP Batam Denny Tondano mengatakan, terdapat total kehilangan air di Batam hampir 500 lt/dt. “Jika 500 lt/dt ini bisa diamankan, kita surplus 200 lt/dt. Kami telusuri dan cari, kehilangan yang cukup besar,” ujar Denny.
Ia menyebut, bahwa saat ini angka kehilangan air Batam masih ada di angka 19-20 persen. Sebagai pembanding, ia menuturkan tingkat kehilangan air di DKI Jakarta berkisar 40 persen, Jawa Barat (Jabar) 38 persen, Singapura masih juga di angka 9 persen.
“Angka kita memang lebih baik dari Jakarta dan Jabar, tapi kita terus mau tingkatkan dengan target yang dekatlah dengan tetangga [Singapura]. Ini acuan kita,” terangnya.
Denny menjabarkan, kondisi spesifik kehilangan air di Batam terdeteksi terbesar, ada di wilayah Duriangkang – Jodoh – Nagoya – Sengkuang.
“Jodoh kita indentifikasi 26 persen air hilang. Kami kirimkan sebanyak 241,005 lt/dt tapi yang terbaca di meteran 178,341 Lt/dt saja. Artinya teridentifikasi kehilangan air yang besar di wilayah ini, menyebabkan kekurangan air di wilayah tersebut,” jelas Denny.
Menurutnya, kondisi ini akan merugikan masyarakat dan negara. “Siapa yang paling terdampak, adalah masyarakat, tetangganya yang justru terdampak bisa jadi debit air lebih sedikit. Air terserap untuk kegiatan ilegal melalui sambungan tanpa meteran,” imbuhnya.
Lebih lanjt, dari total 2136 sambungan tanpa meter (illegal inspection & connection) dan baru 900an dilakukan pemutusan. Sehingga masih ada 1000an lebih sambungan ilegal yang terdeteksi.
Dengan kondisi ini, ia mengajak instansi terkait bersinergi memberikan masukan saran dan dukungan untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Tujuan kami adalah untuk menekan kehilangan air dan mengedukasi masyarakat. Arahan Kepala BP Batam Bapak Muhammad Rudi adalah pelayanan air harus bagus, semua harus terlayani dengan baik. Inilah kenapa kami bergerak. Mudah mudah dalam 1-2 minggu kita bisa turunkan menjadi 18 persen. Untuk itu kami butuh kerja sama dan sinergi Bapak-Bapak,” pungkas Denny.
Sementara itu, Kepala Satuan Pemerika Intern BP Batam Konstantin Siboro, mengungkapkan bahwa sangat disayangkan kondisi kehilangan air yang terjadi dan diharapkan dapat segera ditangani sesuai aturan yang berlaku.
“Banyak keluhan masyarakat tentang kekurangan air, tapi di sisi lain kegiatan ilegal pencurian air juga makin marak. Ini yang harus segera ditindaklanjuti. Ada kerugian bagi masyarakat dan juga negara,” ucap Siboro.
Perwakilan dari Polresta Barelang juga menambahkan, bila terbukti kehilangan air diindikasikan karena perbuatan ilegal artinya telah masuk ranah pencurian, maka ini sudah masuk tindakan melawan hukum.
“Kami dari kepolisian siap mengawal dan membantu mensosialisasikan kepada masyarakat. Kami siap mendukung,” tegasnya.
Semua masukan dan saran yang disampaikan stakeholder akan menjadi bahan pertimbangan bagi BU SPAM dalam menyusun langkah-langkah ke depan, untuk menyelamatkan kondisi kehilangan air yang terus meningkat.
BU SPAM mengajak masyarakat yang menyaksikan potensi-potensi pemasangan illegal connection, agar dapat melaporkan melalui nomor pengaduan 0778-5700000 atau pesan WhatsApp di 08117780155. (*)