JAKARTA – PT DCI Indonesia Tbk (DCII) sebagai penyedia layanan infrastruktur pusat data (colocation) terkemuka di Indonesia, tengah ekspansi bisnis di Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya di Bintan.
“Saat ini kami [DCII] sedang membuat layanan data center [kampus] di Bintan,” ujar Deputy President Director DCI Indonesia, Marco Cioffi kepada Bisnis yang dikutip, Kamis (19/01/2023).
Ia mengatakan, pembangunan data center di Bintan akan difokuskan untuk menggaet konsumen internasional. Dalam pengoperasiannya, 100 persen menggunakan energi terbarukan dari panel surya sebagai sumber daya utama.
“DCI di Bintan juga kami pastikan memiliki power clean dan menggunakan renewable energy untuk sustainability bisnis,” terang Marco yang dikutip dari Kompas.
Adapun kapasitas data center di Bintan nantinya, akan mencapai 2.000-3.000 Mega Watt. “Sekarang, satu data center bisa 15-20 Mega Watt, di mana per Mega Watt pasar kita 10 juta dollar AS. Di Bintan, kampus data center kita akan mencapai 2.000-3.000 Mega Watt dan itu sangat besar,” paparnya.
Konsumen yang dibidik oleh DCI dengan pembangunan data center di Bintan mencakup perusahaan pengguna Cloud Provider kelas international seperti Amazon, Microsoft, Google, Alibaba, Huawei dan lain sebagainya, serta Content Platform seperti YouTube, Tiktok, Meta, dan Instagram.
“Karena target kita menggaet pasar international, makanya kita menerapkan kualitas yang juga bertaraf international untuk melayani servis terbaik ke konsumen international,” jelas Marco.
Di samping itu, alasan memilih Bintan untuk membangun data center, dikarenakan wilayahnya yang berdekatan dengan Singapura, di mana Singapura merupakan pusat data center terbesar di Asia Tenggara. Diharapkan, dengan kedekatan letak geografis itu akan menarik banyak konsumen internasional.
Marco juga mengungkapkan, saat ini pihaknya masih mencari beberapa lokasi kampus di luar wilayah Jawa, mengingat meningkatnya pasar data center di Indonesia.
Berdasarkan data Structure Research terbaru, industri pusat data di Indonesia terus berkembang, dengan CAGR yang diproyeksikan meningkat 25 persen periode 2020—2026.
“Pasar pusat data di Asia Tenggara sendiri diprediksikan akan meningkat sekitar 30 persen sampai 45 persen,” sebutnya.
Sedangkan di Indonesia, DCII telah menjadi pangsa pasar terbesar dengan menggenggam 80 persen klien perusahaan multinasional, dan sisanya 20 persen perusahaan lokal dari berbagai sektor. (*)