BATAM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mengajak seluruh masyarakat untuk terapkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik), guna mencegah penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue).
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Kota Batam, Melda Sari mengatakan bahwa ada 902 kasus demam berdarah di Batam sepanjang 2022, dan angka DBD tahun 2022 ini mengalami kenaikan.
Melda menjelaskan, penyebab peningkatan angka penderita DBD 2022 tersebut karena alasan dari beberapa faktor seperti, bertambahnya penduduk yang ada di Batam dan kondisi lingkungan sekitar.
“Berbicara tentang peningkatan itu tergantung dari kondisi dan cuaca, juga bisa dilihat dari angka kependudukan yang meningkat dan yang lebih utama lagi itu kondisi lingkungan sekitar,” ujarnya saat ditemui di Kantor Dinkes Batam, Kamis (11/01/2023).
Dia mengaku, anak-anak dan balita adalah yang paling cenderung terkena penyakit DBD karena mereka terlalu cuek atau tidak peduli dengan keadaan sekitar.
“Nyamuk ini akan muncul pada jam tertentu dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore. Biasanya untuk orang dewasa, mereka mempunyai aktivitas pada jam-jam itu. Sedangkan untuk anak-anak dan balita justru pada kurun waktu tersebut umumnya dalam aktivitas tidur, dan mereka juga cenderung cuek ketika nyamuk menggigit,” terang Melda.
Terlebih, sambungnya, dilihat dari cuaca saat ini juga mendukung untuk berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue penyebab penyakit DBD. “Masyarakat pun sudah kerap kami beri edukasi dan cara pencegahan seperti melakukan gotong royong dan harus rajin membersihkan tampungan air,” beber wanita asal Palembang ini.
Di samping itu, pihaknya juga terus mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan gerakan 1 rumah 1 jumantik (g1r1j). Gerakan ini melibatkan peran aktif masyarakat khususnya anggota keluarga untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan rumah tangga.
“Kita di Batam sudah membuat SK g1r1j itu. Di dalam rumah harus ada satu Jumantik yang bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah, kaleng atau plastik kemasan air minum,” jelasnya.
Selain itu, tugas Jumantik lainnya adalah melakukan 3M+ yaitu menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mengubur barang yang sudah tidak digunakan.
Dia juga menyebutkan, solusi untuk mencegah angka kenaikan DBD Tahun 2023 yaitu dengan penguatan kapasitas kader Jumantik.
“Kader Jumantik ini kan kelompok kerja yang direkrut dari masyarakat setempat atas persetujuan Ketua RT untuk melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan Jumantik rumah dan Jumantik lingkungan. Mereka juga bergerak dengan hati nurani dalam gerakan masyarakat tanpa diberikan insentif,” ungkap Melda. (Dwi Septiani)