BATAM – Wali Kota Batam Muhammad Rudi mensosialisasikan berbagai keringanan dalam pembayaran pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB-P2). Program keringanan PBB-P2 ini menstimulus masyarakat, karena akan mengurangi beban sehingga keuangan masyarakat dapat dialihkan pada kegiatan bernilai ekonomi lainnya.
Hal itu dilakukan berdasarkan Peraturan Wali Kota Batam (Perwako) Nomor 255 Tahun 2022 tentang Pemberian Pengurangan Pokok Ketetapan PBB-P2 diberikan sejumlah diskon atau pengurangan.
Adapun pengurangan PBB-P2 yang dimaksud yakni, pengurangan 10 persen dari pokok ketetapan PBB-P2 kepada wajib pajak yang melakukan pembayaran pada triwulan I bulan Januari sampai dengan Maret 2023.
Selain itu, ada keringanan 5 persen dari pokok ketetapan PBB-P2 kepada wajib pajak yang melakukan pembayaran pada triwulan II bulan April sampai dengan Juni 2023, keringanan 50 persen untuk prasarana pendidikan dan prasarana kesehatan.
Serta, pengurangan 100 persen untuk sarana penunjang rumah ibadah, juga pengurangan 100 persen untuk wajib pajak PBB-P2 dengan NJOP kurang dari Rp30 juta.
Rudi mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang digelar Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Batam, di Hotel Planet Holiday, Jodoh, Rabu (15/03/2023). Menurutnya, pajak merupakan instrumen utama pemasukan daerah yang kemudian dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan.
“Batam ini bisa dibangun karena bapak dan ibu membayar pajak. Keberhasilan pembangunan Batam ini tergantung pada bapak dan ibu,” tegas Rudi dalam sambutannya.
Terlebih, Batam masuk salah satu daerah terbaik dalam perolehan PBB-P2. Tentu ini menjadi modal sangat penting dalam upaya membangun Batam menjadi kota baru yang maju dan madani.
Sektor-sektor pendapatan ini, sambung Rudi, perlu dijaga agar pembangunan tetap berjalan. Selain PBB-P2, di Pemko ada pula sektor retribusi. Sementara di BP Batam ada pemasukan dari sektor uang wajib tahunan otorita (UWTO) atas pemanfaatan tanah.
“Kita sedang berusaha sungguh-sungguh mensinergikan semua kekuatan untuk membangun Kota Batam ini. Bagaimana Batam ini kalau dalam Bahasa kampung sini bisa bedelau,” ungkapnya.
Dia memaparkan progres pembangunan infastruktur, menjadi prioritas yang sedang dilaksanakan. Di antaranya pengembangan Bandara Hang Nadim bekerja sama dengan Incheon dari Korea Selatan, dan pembangunan pelebaran jalan dari Batu Ampar hingga ke Nongsa melalui Bandara Hang Nadim yang juga tengah dilaksanakan.
“Kita juga sedang membangun dan menata Pelabuhan Kontainer Batu Ampar, mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) Kesehatan di Sekupang dengan membangun rumah sakit berstandar internasional, serta pembangunan moda transportasi light rapid train (LRT),” terang Rudi.
Bila ini semua selesai dibangun, lanjutnya, diharapkan dapat menghasilkan pemasukan maksimal sehingga dapat mewujudkan Batam menjadi Kota Baru yang modern itu.
Namun ia mengingatkan, keindahan Bandara dan Jalan saja tidak akan membuat orang tertarik ke Batam. Masyarakat Batam diminta inovatif dan kreatif membuat berbagai terobosan produk seperti kuliner, atau jasa lainnya yang membuat orang semakin berminat berwisata ke Batam.
Rudi juga menekankan, bahwa modal paling utama adalah sinergi dan kekompakan seluruh komponen dan masyarakat dalam menyukseskan pembangunan saat ini.
“Untuk itu, bagi yang punya kewajiban membayar pajak, agar segera menyetorkan pajaknya. Target PBB-P2 sebesar Rp260 miliar harus tercapai tahun ini,” ucapnya. (*)