BALI – Sebagai bagian dari kepemimpinan atau yang disebut sebagai Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan telah melaksanakan rangkaian pertemuan Jalur Keuangan, yang dimulai dengan ASEAN+3 Task Force (TF) Meeting pada tanggal 2-3 Februari 2023 lalu, di Bali.
Pertemuan dilanjutkan dengan rangkaian ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting – Working Group (AFCDM-WG) pada tanggal 6-10 Februari 2023 yang juga diadakan di Nusa Dua, Bali.
Pertemuan itu membahas perkembangan ASEAN Blueprint 2025, yang direfleksikan dalam berbagai agenda komite kerja (working committee) di sektor keuangan ASEAN pada tahun 2022 dan rencana kerja tahun 2023.
“Pertemuan AFCDM-WG sendiri merupakan pertemuan pleno level teknis membahas hasil-hasil pertemuan komite kerja sebelumnya, dan berbagai agenda kerjasama sektor keuangan ASEAN, termasuk pembahasan Priority Economic Deliverables [PED] usulan Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, Jumat (10/02/2023).
Disebutkan, pertemuan pleno AFCDM-WG dibuka oleh Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu.
Dalam sambutan pembukaannya, Dody Budi Waluyo menyampaikan pentingnya bagi ASEAN untuk melanjutkan proses yang telah ada berdampak pada ekonomi ASEAN, sekaligus terbuka dan dapat beradaptasi dengan perubahan untuk menyambut masa depan dan menghadapi tantangan.
Oleh karena itu, di bawah kepemimpinan Indonesia pada ASEAN, Indonesia akan bekerja sama dengan semua anggota ASEAN untuk melakukan reviu proses jalur keuangan ASEAN, untuk memastikan ASEAN dapat merespon terhadap berbagai perubahan dan tantangan.
Dalam kesempatan yang sama, Febrio menambahkan bahwa kerja sama keuangan di kawasan ASEAN perlu dikelola secara hati-hati. Febrio juga menyampaikan bahwa tiga PED sangat bermanfaat untuk wilayah ASEAN dan harus menjadi output konkrit pada pertemuan ini.
Fokus partikular dari PED tersebut adalah kesiapan kesehatan, infrastruktur keuangan, perpajakan internasional, digitalisasi finansial yang inklusif untuk UMKM dan keuangan berkelanjutan.
“Lima agenda ini akan memperkuat kerja sama dan integrasi keuangan ASEAN di dalam Blueprint 2025 dan membantu Asia Tenggara dalam merespons tantangan global dan memastikan pemulihan ekonomi bersama,” terang Febrio.
Keketuaan ASEAN 2023
Diketahui, Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 melanjutkan kesuksesan Presidensi G20 pada tahun 2022. Indonesia kembali mengambil peran kepemimpinan di level kawasan, dengan memegang Keketuaan pada ASEAN (ASEAN Chairmanship) dan ASEAN+3 (ASEAN+3 Co-Chairmanship).
Tema yang diangkat oleh Indonesia adalah “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” melanjutkan tema besar sebelumnya yang didorong oleh Presidensi G20 “Recover Together Recover Stronger”.
Erwin Haryono memaparkan, Keketuaan Indonesia diharapkan dapat mendorong ASEAN untuk berperan aktif, menawarkan ide dan solusi memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
“Pada pertemuan tersebut juga dilakukan pergantian ketua dari Kamboja ke Indonesia,” ujarnya.
Tindak lanjut pembahasan agenda pada rangkaian pertemuan kali ini, sambung Erwin, akan dilaporkan dan dimintakan arahan pada pertemuan level deputi keuangan dan bank sentral ASEAN (ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting/AFMGM) di akhir Maret mendatang. (*)