JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menerima pendaftaran pasangan bakal calon presiden (bacapres) dan calon wakil presiden (cawapres) mengikuti kontestasi Pemilihan Umum 2024. Pendaftar pertama pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang dipopulerkan dengan sebutan Amin. Pada Kamis, 19 Oktober 2023 siang atau hari yang sama giliran pasangan Gama atau Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Kedua pasangan pendaftar pertama tersebut, rupanya tidak diikuti Bacapres Prabowo Subianto karena sampai Kamis, 18 Oktober 2023 belum dideklarasikan siapa bakal cawapresnya. Sementara di masyarakat awam khususnya pemerhati masalah politik, menyebut Gibran Rakabuming Raka Walikota Solo, Jawa Tengah kandidat bacawapres.
Suara kencang anak sulung Presiden Joko Widodo menjadi kandidat bacawapres Prabowo, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa kepala pemerintah daerah boleh menjadi capres/cawapres walau belum berusia 40 tahun seperti disyaratkan dalam Undang-undang Pemilu.
Nama Gibran Rakabuming Raka kelahiran 1 Oktober 1987 berarti usianya kini 36 tahun. Usia yang relatif muda, namun sudah cukup matang dan tenang di setiap memberikan peyampaian kepada publik. Hal tersebut bisa kita baca dan saksikan lewat pemberitaan media massa maupun media sosial.
Namanya semakin populer saat kini
gencar dikabarkan, dengan lolosnya usia belum 40 tahun bisa maju menjadi kandidat presiden atau wakil presiden, memberi peluang dipasangkan dengan bacapres Prabowo Subianto. Bahkan ingar bingar Gibran calon kuat bacawapres semakin kencang saat Koalisi Indonesi Maju (KIM) gabungan partai politik pengusung Prabowo Subianto, tampak ogah-ogahan mengusulkan bacawapres.
Nama Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar misalnya terkesan status duo tentang nama bacawapres Prabowo Subianto sejak muncul nama Gibran Rakabuming Raka. Demikian pula Erick Thohir kini Menteri BUMN yang diusulkan Partai Amanat Nasional (PAN), bahkan Yusril Ihza Mahendra dari Partai Bulan Bintang salah satu parpol anggota KIM terkesan juga tetap adem.
Pada Sabtu, 21 Oktober 2023 serangkaian acara Hari Ulang Tahun Partai Gokar ke-59 diselenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dengan menghadirkan seluruh Ketua Dewan Pimpinan Provinsi. Pokok pembahasan isu strategis nasional Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak.
Walau demikian tidak secara eksplisit dalam rancangan keputusan forum pengambil keputusan tertinggi kedua (setelah musyawarah nasional) menyebut, nama Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat cawapres Prabowo Subianto.
Sudah Pantaskah?
Sudah pantaskah Gibran Rakabuming Raka dipasangkan dengan Prabowo Subianto yang kelahiran 17 Oktober 1951. Mengapa harus Gibran?
Perbedaan usia pasangan 36 tahun dan 72 tahun tampak cukup jauh. Sementara orang menyebut akan kurang serasi.
Terlepas dari itu, dukungan terhadap Gibran ke pentas politik nasional bukan tidak ada. Para relawan Pro Jokowi (Projo) bersorak ketika Presiden Jokowi memukul gong delapan kali saat hadir dan membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Projo, di Indonesia Arena, GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Oktober 2023. Delapan kali pukul gong dianalogikan dengan ‘kosong delapan’ sebutan populer Prabowo Subianto. Hadir pula pada kesempatan itu Gibran Rakabuming Raka walaupun tidak sampai akhir acara.
Hormat dan Aprediasi
Sebagai media tentu menghormati dan mengapresiasi siapa pun bakal menjadi capres dan cawapres, asal tetap memenuhi ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Menyoroti khusus nama Gibran bisa kita sarankan untuk tetap berpikir jauh ke depan.
Beberapa kritik terhadap keputusan MK tentang batas usia dan berpengalaman menjadi kepala daerah yang dianggap kontroversial, perlu menjadi catatan khusus. Kita tidak menafikan pinangan Capres Prabowo Subianto karena merupakan haknya untuk mendapatkan pasangan kerja yang baik dan profesional. Namun harus tetap ingat, presiden dan wakil presiden adalah pimpinan nasional yang mengatur dan mengurusi tidak kurang 270 juta rakyat bangsa Indonesia.
Bukan hanya pengalaman memimpin yang dibutuhkan, tetapi juga kearifan dari sosok bapak terhadap semua anaknya. Problematika bangsa dan negara kita sungguh kompleks dan luas. Intinya memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan perkara mudah, bahkan harus kita katakan cukup sulit.
Kita bukan tidak percaya atas kemampuan Prabowo – Gibran. Namun dalam tampuk kekuasaan perlu memerhatikan pengalaman yang cukup di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tentu kita berterima kasih kepada pihak yang mengendorse Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat cawapres. Dengan belum adanya penegasan penolakan dari yang bersangkutan, tentu banyak pihak yang berpengharapan Gibran kandidat bacawapres.
Ingat PDI Perjuangan
Tetap harus kita ingatkan PDI Perjuangan adalah partai politik yang telah mengantar keluarga Jokowi ke pentas politik. Mulai dari Jokowi menjadi walikota, gubernur sampai presiden 2014 – 2024; Ada juga Gibran Walikota Solo dan Bobby Nasution menantunya Walikota Medan.
Semua itu menjadi bukti peran Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum partai banteng moncong putih, ikut aktif mengantar keluarga Solo ini ke gerbang politik Indonesia.
Mengutip pendapat publik, jangan karena memiliki ambisi dan nafsu berkuasa, menjadikan Jokowi Family kini dipandang sosok yang berbeda. PDI Perjuangan yang sudah mendeklarasikan pasangan Ganjar – Mahfud tentu kecewa jika kader terbaiknya tidak lagi tegak lurus terhadap keputusan partai.
Gibran akan lebih baik jika fokus dengan tugas pokoknya sebagai Walikota Solo. Masih cukup banyak waktu di kemudian hari untuk membuktikan kemampuannya berkiprah di pentas politik Nasional.
Terkait itu juga jangan sampai timbulkan kekecewaan partai yang mengusungnya. Untuk itu jadikan 2024 menjadi tahun persatuan bukan perpecahan antarkader. Dalam berpolitik, seribu kawan adalah terlalu sedikit, sedangkan satu musuh terlalu banyak.
Untuk Paslon Ganjar Mahfud harus mampu meneruskan program kerja yang tertinggal oleh pendahulu dalam hal ini Pak Jokowi. Begitu juga dengan Prabowo beserta pasangan yang masih belum ditentukan pilihan oleh partai koalisinya.
Pasangan Anis – Muhaimin yang di dukung Nasdem, PKB dan PKS pun harus bekerja lebih keras meraih simpati. Jelaskan ide perubahan yang ditawarkan, bisa memberi kedamaian rakyat. Bukan sekadar tagline tanpa makna.
Dalam hangatnya suasana berpolitik, tentu kita tetap berharap partisipasi dari seluruh pemilik hak pilih. Kita ajak datang ke Tempat Pemungutan Suara pada 14 Februari 2024. Pilah dan pilih secara cermat calon pemimpin yang diyakini mampu mengantar bangsa ini ke kemajuan dan kesejahteraan yang hakiki. Semoga! *