JAKARTA – Presiden Joko Widodo bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju San Francisco, pada Selasa, 14 November 2023 waktu setempat, usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington D.C. Agenda di San Francisco, menurut keterangan pers yang dikutip dari presidenri.go.id , Rabu, 15 November 2023, presiden akan menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC – Asia-Pacific Economic Cooperation).
Presiden Jokowi dan rombongan lepas landas dari Pangkalan Militer Andrews sekitar pukul 16.20 waktu setempat atau Rabu, 15 November 2023, pukul 04.20 WIB.
Tampak melepas keberangkatan Presiden Jokowi Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Perkasa Roeslani dan Atase Pertahanan KBRI Washington, D.C. Marsma TNI Tjahya Elang Migdiawan.
Sedangkan Presiden Jokowi dalam penerbangan menuju San Francisco didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, dan Plh. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden M. Yusuf Permana.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berada di San Francisco untuk mempersiapkan kedatangan Presiden Jokowi dan rombongan.
Bertemu Presiden Biden
Sebelumnya saat bertemu Presiden Biden, dipaparkan Sejumlah Comprehensive Strategic Partnership Antarkedua Negara. Presiden Jokowi menekankan kembali pentingnya akses pasar yang lebih luas dan inklusif melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan negara berkembang.
“Saya senang, kita telah sepakat untuk tingkatkan status kemitraan menjadi Comprehensive Strategic Partnership, dan penting untuk pastikan CSP Indonesia dan Amerika Serikat bermanfaat bagi rakyat dan berkontribusi bagi kawasan dan dunia,” ucapnya kepada Presiden Biden.
Presiden Jokowi memaparkan sejumlah CSP yang akan dilakukan antarkedua negara tersebut, salah satunya adalah kerja sama perdagangan. Presiden menilai kedua negara perlu menciptakan pembaruan untuk meningkatkan perdagangan antarkedua negara, salah satunya melalui perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia.
“Ini penting bagi rantai pasok dan kurangi ketergantungan Amerika Serikat terhadap impor RRT, mohon dukungan Presiden Biden untuk terus dorong Kongres AS percepat pengesahan GSP,” pinta Presiden Jokowi kepada Presiden Biden.
Selain itu, Presiden Jokowi pun menekankan kembali mengenai pentingnya akses pasar yang lebih luas dan inklusif melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan negara berkembang.
“Saya harap IPEF dapat mengakomodir kepentingan negara berkembang termasuk pemanfaatan subsidi hijau dari Inflation Reduction Act,” tuturnya.
Investasi di IKN
Dalam hal kerja sama investasi dan pembangunan, Kepala Negara menyambut baik minat para investor dari Amerika Serikat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden pun mendorong agar para investor juga dapat membantu mendorong realisasi sejumlah proyek strategis Indonesia lainnya.
“Saya sambut baik minat investor Amerika Serikat untuk kembangkan IKN Nusantara dan saya ingin dorong realisasi proyek strategis. Investasi kilang petrokimia di Jawa Barat, pengembangan carbon capture storage di Laut Jawa, pengolahan nikel baterai EV dan operasional smelter di Sulawesi Selatan dan Gresik, serta Pembangunan panel dan modul surya di Batang,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengapresiasi pencabutan sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela. Presiden menilai hal tersebut mampu mengoperasikan kembali perusahaan afiliasi Pertamina di Venezuela.
“Memungkinkan Pertamina, melalui perusahaan afiliasinya di Venezuela Maurel et Prom, untuk kembali beroperasi,” tandasnya. (*)