BATAM- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto angkat bicara soal lansia bernama Ja’far, warga perumahan Sumberindo, kelurahan Tanjunguncang, yang meninggal dunia saat begadang menampung air yang bersih yang mengalir kecil di malam hari, Rabu, 14 Juni 2023 lalu.
“Air ini merupakan hak asasi manusia (HAM) yang juga menjadi pokok dalam kesejahteraan hidup manusia. Air bukan sekadar kebutuhan konsumsi akan tetapi juga penopang berbagai aspek kehidupan manusia,” kata Nuryanto, Jumat, 16 Juni 2023.
Menurutnya, polemik air bersih yang terjadi di Kota Batam lebih kepada permasalahan kualitatif, kuantitatif, dan kontinuitas.
“Jika pemerintah daerah [Pemda] belum bisa memenuhi kebutuhan ini, maka secara tidak langsung sudah melanggar HAM,” kata pria yang akrab disapa Cak Nur.
Pihaknya meminta kepada Pemda dalam hal ini Badan Pengusahaan (BP) Batam serta Pemerintah Kota (Pemkot Batam untuk benar-bener memperhatikan hal tersebut dan bekerja dengan hati nurani. Sehingga peristiwa seperti ini tidak kembali terjadi.
“Jika mengabaikan ini, mau sampai berapa korban jiwa lagi yang harus bertumbangan? Untuk itu, kami minta Pemda sebagai perwakilan dari negara untuk bisa hadir dan memberikan hal yang terbaik untuk warganya,” kata dia.
Sebelumnya, Ja’far diketahui mendadak jatuh saat duduk menampung air yang mengalirnya sangat kecil. Nyawanya tak tertolong sebab langsung tidak bergerak setelah terjatuh.
Informasi yang disampaikan keluarga, korban terjatuh karena kondisi fisik dan kesehatannya yang menurun akibat terlalu sering begadang untuk menampung air bersih.
Rutinitas begadang seperti Ja’far ini juga dilakukan oleh masyarakat di Tanjunguncang pada umumnya, namun Ja’far yang sudah lanjut usia tentu tidak sekuat warga lain yang masih muda.
“Sudah tua, jadi drop waktu nampung air. Setiap malam tak tidur. Rabu pagi meninggal dunia,” kata Aryati, istri Ja’far, Rabu, 14 Juni 2023.
Ketua RT 02 Sumberindo, Sakri Siregar, membenarkan kejadian itu. Nahas yang menimpa Ja’far ini akibat persoalan krisis air bersih yang dialami masyarakat Tanjunguncang selama ini. Warga yang jatuh sakit pun sudah cukup banyak akibat kebanyakan begadang di malam hari.
“Yang di rumah sakit juga ada, ini karena masalah air tadi. Memang parah kondisi lingkungan kami dengan pasokan air bersih ini. Suplai mobil tanki juga jauh dari maksimal. Benar-benar menderita kami,” kata Sakri.
Sakri dan masyarakat di sana berharap Pemda ataupun pengelola air bersih di Batam segera memperbaiki aliran air ke wilayah mereka, karena situasi ini sudah cukup rumit akibat masalah air bersih ini. (Irvan Fanani, Reporter HMS)