Senin, 19 Mei 2025
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Opini
Ilustrasi, pemantauan hilal. (Foto: Ist/ Dok.JawaPos).
Ilustrasi, pemantauan hilal. (Foto: Ist/ Dok.JawaPos).

Penetapan Lebaran Berbeda, Sekum PP Muhammadiyah: Beda Jenis Metode Melihat Hilal

19 April 2023
hms hms
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengungkap alasan perbedaan waktu Lebaran dengan Pemerintah Indonesia yang merujuk pada Nahdlatul Ulama atau NU.

Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah I Abdul Mukti menyampaikan, pada dasarnya perbedaan jatuhnya 1 Syawal atau Lebaran bukan antara Muhammadiyah dengan Pemerintah atau NU, melainkan dari jenis metode melihat hilal atau bulan.

“Perbedaan waktu Idulfitri bukan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, tetapi antara umat Islam yang menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dengan imkanur ru’yah,” ujarnya seperti dikutip dalam akun Twitter @Abe_Mukti, Rabu (19/4/2023).

Untuk itu ia meminta masyarakat, agar tidak terpecah belah dengan perbedaan ini dan memberikan pemahaman bahwa perbedaan yang terjadi berdasarkan metode saja.

Berita Lain

Mahfud MD: Pengerahan TNI Ke Kejaksaan, Atasi Hambatan Oligarki

Golkar Godok Sistem Baru, Hindari Ongkos Politik Mahal

Produksi Baterai Mobil Buatan Karawang, 98 Persen Diekspor Ke Korea Dan India

Kongres Untuk Persatuan PWI Diselenggarakan Di Jakarta Agustus

Terkait perbedaan yang terjadi, Muhammadiyah akan merayakan Hari Raya Idulfitri pada Jumat, 21 April 2023 dengan tidak melakukan open house untuk menghormati umat Islam yang merayakan Idulfitri pada Sabtu, 22 April 2023.

“Mari membuka wawasan. Mari bina dan perkuat persatuan. Persatuan bukan penyeragaman, tapi penerimaan atas perbedaan,” lanjutnya.

Metode Muhammadiyah

Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, diketahui pihaknya menggunakan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal, yakni Matahari terbenam lebih dahulu daripada Bulan walau hanya berjarak satu menit atau kurang.

Ide ini berasal dari pakar falak Muhammadiyah Wardan Diponingrat, yang tidak hanya dipahami berdasarkan pada QS Yasin ayat 39-40, melainkan juga menggunakan perangkat lain seperti hadis dan konsep fikih lainnya serta dibantu ilmu astronomi.

Sementara itu, rukyatul hilal merupakan pengamatan atau observasi terhadap hilal. Hilal merupakan lengkungan bulan sabit paling tipis yang berkedudukan pada ketinggian rendah di atas ufuk barat pasca matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.

Penentuan 1 Syawal ada yang disesuaikan dengan hasil rukyat, sebagaimana memahami teks hadis. Pemantauan ini apabila tak berhasil, maka yang terjadi harus ikmal/istikmal (genapkan umur bulan berjalan menjadi 30 hari) apapun keadaannya.

Namun ada pula yang memahami bahwa rukyat secara mutlak bisa digantikan hisab falakiyah, bahkan sekalipun hilal dipastikan belum terbentuk. (*)

Berita Lain

Eks. Menko Polhukam, Mahfud MD saat diwawancarai di acara ROSI di Kompas TV. ( Foto: Ist./ Tribunnews.com).

Mahfud MD: Pengerahan TNI Ke Kejaksaan, Atasi Hambatan Oligarki

19 Mei 2025
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Sultan Hamengku Buwono X (empat dari kanan) saat membuka Musda XI Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto: Ist./Harminanto).

Golkar Godok Sistem Baru, Hindari Ongkos Politik Mahal

19 Mei 2025

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS