JAKARTA — Dalam upaya percepatan adopsi kendaraan listrik di tengah masyarakat, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, menggesa peningkatkan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di tanah air.
Tercatat, pihaknya kini telah menyiapkan 616 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), serta 1.056 unit stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) di sejumlah kota besar.
“Ke depannya, PLN akan terus mendorong pembangunan SPKLU dan SPBKLU di kota-kota lain sehingga semua masyarakat bisa menggunakannya,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui siaran pers, yang dikutip Senin (13/03/2023).
Selain SPKLU dan SPBKLU, PLN juga mengoperasikan stasiun pengisian listrik umum (SPLU) yang tidak hanya bisa digunakan masyarakat yang memiliki usaha kecil, tetapi juga para pengendara motor listrik dengan tipe mounted charging.
“Saat ini, PLN sudah mengoperasikan 6.705 SPLU di seluruh Indonesia dengan total daya terpasang 35,3 MVA,” sebut Darmawan.
Di samping itu, PLN juga bekerja sama dengan seluruh produsen kendaraan listrik untuk menyediakan fasilitas home charging bagi para pemilik kendaraan listrik. Di mana, sudah ada 1.080 unit home charging yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Ia menambahkan, PLN juga telah menyediakan platform digital pendukung, yaitu Electric Vehicle Digital Services (EVDS) pada aplikasi PLN Mobile untuk mempermudah masyarakat mencari tahu lokasi SPKLU dan SPBKLU terdekat. Melalui platform ini, masyarakat dapat memantau pengeluaran biaya listrik kendaraan listrik.
“Dalam platform EVDS, masyarakat disajikan fitur marketplace, semua kebutuhan terkait informasi produk dan spesifikasi kendaraan listrik dengan mudah didapatkan dari berbagai mitra,” paparnya.
Konsumsi Listrik
Terpisah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya memproyeksikan, konsumsi listrik akan meningkat signifikan seiring dengan percepatan adopsi kendaraan listrik di tengah masyarakat saat ini.
Kementerian ESDM memperkirakan tambahan konsumsi listrik dari upaya peralihan motor berbahan bakar minyak menjadi setrum, dapat meningkat ke level 15,2 gigawatt hours (GWh) setiap tahunnya.
Lewat dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan Net Zero Emission, Kementerian ESDM menargetkan populasi kendaraan listrik roda empat dan dua masing-masing mencapai 2 juta unit dan 13 juta unit pada 2030 mendatang.
Adapun konversi motor listrik ditarget dapat terealisasi sebesar 6 juta unit sampai dengan 2030. Proyeksi populasi itu bakal dapat mengurangi konsumsi BBM 13,4 juta barel per tahun, serta menghemat kompensasi Pertalite Rp9,48 triliun per tahun. (*)