JAKARTA – Pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Perjuangan (Sekjen DPP PDIP) Hasto Kristiyanto yang menyebut Mahfud MD di posisi pertama untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dapat ramai tanggapan.
” Emang udah pasti? Hehehehe, yang udah ngasih surat aja bisa milih partai lawan, apalagi baru omongan. Jangan kayak baru berpolitik gitu ah , komentarnya.
Kalau udah deklarasi Ganjar-Mahfud baru itu valid… Jangan lupa juga walau udah deklarasi, pas pendaftaran itu justru yang paling penting dan baru benar-bebar valid,” tulis salah seorang pemerhati masalah politik yang beredar di sebuah WhatsApp group Senin, 11 September 2023.
Sebelumnya mengutip suaranasional.com , Sekjen PDIP menyatakan,
“Dicermati beberapa nama yang lain, ada nama Pak Mahfud MD, kemudian ada nama seperti Pak RK dan beberapa nama yang muncul di permukaan, disuarakan oleh rakyat itu dikaji secara mendalam,” ujar Hasto di kawasan Senen, Jakarta, Sabtu, 9 September 2023.
Pembahasan tersebut juga mencermati nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Nama tersebut diketahui diusulkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Saat pertemuan dengan para ketum parpol pengusung Pak Ganjar Pranowo di dalam pertemuan tertutup memang dibahas ya, misalnya dari PPP menyampaikan Pak Sandiaga,” ujar Hasto.
Peluang Ridwan Kamil?
Ditanya secara khusus, apakah ada pembahasan soal peluang Ridwan Kamil menjadi cawapres dari Ganjar? Hasto menjawab diplomatis. Ia hanya menyampaikan, bakal cawapres sudah mengerucut dari tujuh menjadi lima nama.
“Muncul tujuh nama dan tujuh nama itu kemudian diperincikan menjadi lima nama. Nah sehingga nama-nama yang dipersepsikan positif oleh rakyat tentu saja PDI Perjuangan melakukan proaktif melakukan kajian secara mendalam terhadap nama-nama tersebut,” ujar Hasto.
Pernyataan Sekjen PDIP tersebut yang viral di medsos memunculkan tanggapan, pada 2004, SBY gandeng kekuatan Golkar lewat JK. Di periode berikutnya gandeng nonpartai.
Begitu juga Jokowi di 2014 gandeng kekuatan Golkar lewat JK pula. Periode berikutnya gandeng nonpartai
“Rasa-rasanya nggak mungkin pada pilpres perdana Ganjar gandeng non partai… Hehehehe kecuali pada periode berikutnya. Pola ini bisa terbaca mudah, kan…? (*)