BATAM – Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam resmi menjadi rumah sakit pertama di Provinsi Kepri yang menerima penghargaan World Stroke Organizations (WSO) Angels Awards dengan ‘Gold Status’.
Prestasi ini mengukuhkan status RSBP Batam sebagai salah satu dari tujuh rumah sakit di Indonesia, yang mendapatkan penghargaan di bidang neurologi (saraf).
Penghargaan tersebut diterima secara simbolis oleh Direktur RSBP Batam, Afdhalun A Hakim di Aula RSBP Batam, pada Senin (20/02/2023) lalu.
Penghargaan WSO Angels Awards diberikan kepada RSBP Batam sebagai bukti suksesnya layanan penanganan medis, pada pasien stroke sumbatan di bawah 4,5 jam waktu kejadian dengan terapi Trombolosis Intravena atau obat pemecah sumbatan pembuluh darah.
WSO selaku organisasi yang menerbitkan penghargaan, merupakan satu-satunya badan global nonprofit yang fokus pada pencegahan stroke. Sementara, Angels Initiative adalah program kesehatan yang didedikasikan untuk meningkatkan peluang pasien stroke untuk bertahan hidup dan bebas kecacatan.
Penyakit stroke telah dinobatkan sebagai penyebab kematian nomor dua dan penyebab kecacatan nomor tiga di dunia.
Namun setengah dari semua stroke, dapat dicegah dengan tindakan kebijakan publik yang tepat untuk mengatasi faktor risiko dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Untuk menangani risiko stroke bagi pasien RSBP Batam, Kepala BP Batam Muhammad Rudi telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan pelayanan prima, yang berstandar internasional dan komitmen terhadap perawatan stroke yang berkualitas.
“Pengembangan layanan unggulan menjadi prioritas utama RSBP Batam karena stroke adalah salah satu dari sembilan penyakit yang menjadi perhatian Kementerian Kesehatan RI. Pasien stroke di Kota Batam juga terus meningkat setiap tahunnya,” kata Muhammad Rudi, Rabu (22/02/2023).
Ia menambahkan, tenaga dan fasilitas kesehatan yang ada saat ini sudah memadai, tapi akan dimaksimalkan dalam rencana Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Internasional Sekupang (KEK KIS).
“Jadi mulai dari SDM dan seluruh infratsrukturnya berstandar internasional,” ujarnya.
Untuk penanganan stroke, Muhammad Rudi berencana meningkatkan peralatan untuk memudahkan diagnosa saraf otak, seperti Transcranial Color-Coded Doppler atau USG pembuluh darah otak.
Rencana ini juga akan dituangkan dalam skema pengembangan KEK KIS. “Saat ini RSBP Batam hanya menggunakan CT Scan, tapi ke depan akan ditambah alat-alat baru,” sebutnya lagi.
Selain itu, pengembangan KEK KIS juga nantinya akan disandingkan dengan konsep wisata medis dan terintegrasi dengan Taman Kolam dan Taman Rusa Sekupang.
“Taman-taman tersebut nantinya bisa difungsikan sebagai sarana terapi, baik bagi pasien maupun keluarga. Bisa dimanfaatkan juga untuk olahraga ringan saat masa pemulihan kesehatan,” terang Rudi.
Atas prestasi dan rencana pengembangan ini, ia berharap, RSBP Batam tidak terlena dalam euforia dan terus mendorong peningkatan kinerja serta pelayanan kesehatan untuk masarakat.
“Tidak boleh berpuas diri. Penghargaan ini harus dijadikan semangat untuk melayani lebih baik lagi agar RSBP Batam bisa menjadi fasilitas kesehatan andalan masyarakat Kepri dan Indonesia,” pungkasnya. (*)