BATAM- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 dan 3 Batam terpaksa menerapkan kelas online untuk mengakomodir para peserta didik baru mereka yang membludak.
Adanya kelas online seperti saat pandemi ini dikarenakan para orang tua murid memaksakan kehendak untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah yang mereka anggap favorit.
“Ini adalah solusi sementara yang harus kita ambil, meskipun pengambilan keputusan dengan memberikan kelas online pada ke-dua sekolah tersebut bukanlah hal yang diinginkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepulauan Riau, Andi Agung, Senin, 24 Juli 2023.
Ia menjelaskan, Didsik Kepri hampir setiap saat menerima laporan dari satuan pendidikan terkait membludaknya jumlah siswa. Andi juga menyadari kritik yang disampaikan oleh Ombudsman RI perwakilan Provinsi Kepri perihal banyaknya penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah-sekolah. Namun, yang terjadi dilapangan sulit dihindari, karena kemauan keras para orang tua murid.
“Pemprov sebenarnya sudah membenahi sarana dan prasarana setiap tahun, itu keputusan yang sulit. Dengan demikian, kita akan menggesa penambahan lokal. Tentunya tetap melalui SOP dan memenuhi standar bangunan,”, kata dia.
Lebih lanjut, Andi mengatakan, hampir seluruh sekolah di Batam telah memiliki fasilitas yang memadai dibandingkan dengan sekolah di kota lain di wilayah Kepri. Hanya saja para orang tua tetap bersikukuh untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu.
Ia menambahkan, untuk SMAN 1 Batam, penambahan lokal akan disesuaikan. Sementara, untuk SMAN 3 Batam, ada penambahan lokal baru sebanyak 3 lokal. Penambahan tersebut akan menjadi prioritas oleh Disdik Kepri, tentunya mengedepankan kualitas dari lokal tersebut.
Ditanyakan terkait Permendikbud, Andi tak menampik adanya pelanggaran dari Disdik Kepri. Naum ia kembali menegaskan bahwa pihaknya kesulitan dalam mengatur kemauan orang tua murid.
Ia menyebutkan, banyak siswa yang sudah mendaftar secara zonasi, namun tidak diterima, akan tapi tetap bertahan di sekolah tersebut, bahkan, pihaknya mengulur waktu hingga 4 hari setelah pengumuman penerimaan.
“Kita sampaikan sampai 4 hari, kita tidak layani, apakah harus terus seperti itu (orang tua bertahan di sekolah). Tentunya ada langkah-langkah. Kalau tidak dilayani, nanti ribut lagi, demo lagi. Otomatis kita terimalah,” kata dia.
Untuk diketahui, SMAN 3 Batam pada PPDB 2023 membuka 12 rombel dengan jumlah siswa 432 orang atau setiap kelas diisi oleh 36 orang siswa. Namun, saat ini jumlah siswa sudah melampaui kapasitas.
Sementara itu, SMA Negeri 1 Batam memiliki keterbatasan ruang belajar. Dari 25 ruangan, 14 ruangan digunakan oleh kelas XII dan 11 ruangan digunakan oleh siswa kelas XI dengan total 14 rombel. Untuk mengakomodir 257 siswa baru, sekolah terpaksa membuka kelas online.