BATAM – Pertumbuhan tanaman air yang memiliki nama ilmiah Eichhornia Crassipes atau yang dikenal dengan eceng gondok, dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ketersediaan air bersih.
Untuk itu, pembersihan tumbuhan liar dan eceng gondok terus menjadi perhatian serius Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) BP Batam, mengingat tumbuhan tersebut kerap tumbuh di beberapa waduk.
Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Denny Tondano menyebut pada tahun 2022 lalu luasan waduk yang tertutupi eceng gondok seluas 600 hektare. Namun saat ini sudah tersisa 400 hektare.
Dijelaskan, pertumbuhan eceng gondok yang pesat karena adanya kegiatan-kegiatan masyarakat seperti keramba ikan. Sebab, sisa dari pakan ikan membuat pertumbuhan eceng gondok semakin subur.
“Atau ada juga sisa-sisa pertanian yang ada di atas [waduk], kemudian dibawa air ngalir ke bawah. Itu semakin membuat pertumbuhan eceng gondok menjadi subur juga,” ujar Denny dalam keterangan resminya yang dikutip, Sabtu (29/4/2023).
Saat ini, lanjutnya, ada beberapa waduk yang menjadi perhatian serius pihaknya dalam melakukan pembersihan tanaman ini. Yakni Waduk Duriangkang, Waduk Tembesi dan Waduk Monggak.
“Dari tiga waduk yang ada eceng gondok ini, semua ada kegiatan masyarakatnya,” beber Denny.
Pengaruh dari aktivitas masyarakat terhadap percepatan pertumbuhan eceng gondok ini bukan tanpa alasan.
Ia mencontohkan, seperti Waduk Seiharapan dan Waduk Muka Kuning tidak ada tanaman eceng gondok dikarenakan tidak adanya aktivitas perikanan maupun pertanian.
“Sementara yang ada di Monggak, dulu ada tambak. Kemudian Duriangkang juga ada tambak dan pertanian. Sementara Tembesi ada pertanian di atasnya,” terangnya.
Sehingga, upaya pembersihan tanaman liar dan eceng gondok di sekitar wilayah waduk terus dilakukan dalam beberapa waktu terakhir. Ia juga memastikan, kecepatan pembersihan waduk saat ini lebih tinggi dari pada kecepatan pertumbuhan eceng gondok itu sendiri.
“Sekarang sudah ada satu ekskavator amphibi sedang bekerja dan ditambah dengan harvester,” ungkap Denny.
Selain itu, juga sudah ada rencana dari salah satu perguruan tinggi untuk mengolah eceng gondok tersebut menjadi kompos.
Ia berharap rencana ini bisa segera terealisasi, agar penanganan tanaman liar dan eceng gondok ini bisa cepat teratasi. (*)