BATAM- Manajer Operasional Taksi Bandara, Rusmini Simorangkir, menyambut baik kehadiran Grab di Bandara Hang Nadim Batam. Menurutnya, kolaborasi antara taksi konvensional dan online ini dapat meningkatkan layanan transportasi bagi masyarakat.
“Final diskusi semalam, satu yang kami inginkan yakni tidak ada lagi yang berseteru antara taksi konvensional maupun online,” kata Rusmini, Kamis, 6 Juli 2023.
Kedua belah pihak juga telah menyepakati bahwa Grab yang beroperasi di Bandara Hang Nadim Batam juga harus bertransformasi menjadi angkutan umum atau menggunakan pelat kuning.
“Intinya mereka siap kuning, sebab kami juga siap beraplikasi. Syaratnya jangan biarkan mereka pelat hitam. Kita sama-sama menyambut kedatangan Grab dan menunggu enam bulan ke depan jadi kuning,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan salah satu anggota tim pengawas taksi bandara, Asep. Ia menyebut taksi konvensional bandara menerima apa yang telah menjadi kebijakan PT Bandara Internasional Batam (BIB) selaku pengelola bandara.
“Intinya taksi konvensional Bandara Hang Nadim siap beraplikasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Asep saat ditemui di lokasi, Jumat, 7 Juli 2023.
Sebelumnya, PT BIB telah melakukan penandatanganan kerja sama (PKS) dengan Grab Indonesia pada Kamis, 6 Juli 2023. Direktur Utama PT BIB Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan, hal tersebut merupakan salah satu upaya PT BIB untuk semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna transportasi darat di Bandara Hang Nadim Batam.
“Selama ini bandara Hang Nadim hanya ada Damri, taksi konvensional. Tapi ternyata ada sebagian masyarakat yang membutuhkan taksi online. Sehingga kita jawab kebutuhan itu,” kata dia.
Ia menambahkan, penandatanganan kerja sama ini tak lepas dari adanya kolaborasi dengan taksi konvensional, baik Kopkar (Koperasi Karyawan) atau Persatuan Taksi Konvensional Batam dan khususnya Hang Nadim.
“Setidaknya 60 taksi konvensional yang bertransformasi menjadi taksi online. Kolaborasi ini berkat dukungan semua pihak, baik pemerintah Provinsi [Kepri] maupun Kota [Batam]. Sehingga harmonisasi keduanya di Batam ini muncul, timbul, berkembang, dan tumbuh ke depan menjadi satu kesatuan penyedia layanan transportasi bagi masyarakat,” kata Pikri.
Berdasarkan hasil PKS, terdapat 90 armada grab yang akan melayani penumpang mulai Jumat, 7 Juli 2023. Dari jumlah tersebut, 60 armada berasal dari taksi konvensional bandara yang bertransformasi menjadi taksi online dan 30 armada berasal dari Grab yang berpelat hitam.
Adapun tarif Grab mengacu pada Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 118 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus, sesuai dengan tarif batas atas dan bawah. Sementara untuk taksi konvensional, tarif akan tetap mengacu pada Perwako nomor 387 Tahun 2022.
“Masih ada 200 lebih taksi konvensional yang belum bertransformasi ke online. Grab sangat membuka diri untuk siapa pun taksi konvensional yang mau bergabung menjadi taksi online. Jadi masyarakat bisa memilih, mau naik taksi online atau konvensional,” kata dia.
Pada pelaksanaannya, Grab melalui layanan GrabCar Airport menggunakan sistem blok area, sehingga masyarakat hanya menggunakan khusus armada Grab yang telah disediakan di bandara.
“Bloking area melalui back hand, aplikasi tetap sama untuk pengemudi maupun pengguna. Sangat mudah,” kata Director of Government Affairs and Strategic Collaborations Grab, Uun Ainurrofiq. (Irvan Fanani, Reporter HMS)