BINTAN – Pembangunan Pelabuhan Internasional Berakit yang berada di Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, menelan anggaran hingga Rp60 miliar yang bersumber dari APBN tahun 2010.
Dengan anggaran yang terbilang fantastis tersebut, nyatanya tidak sesuai harapan di mana pelabuhan tersebut masih tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau belum beroperasi hingga kini. Ironisnya kondisi pelabuhan tampak sangat memprihatinkan karena tidak terawat.
Pantauan HMSTimes di lapangan, kondisi ponton alami rusak parah dan sebagian tenggelam. Rumput liar pun tampak menyelimuti pekarangan pelabuhan. Tak sedikit material logam pada rangka bangunan mengalami korosi, begitu juga plafon yang tak lagi tertata apik menutupi atap.
Andi, salah satu warga sekitar yang kerap gunakan area pelabuhan tersebut sebagai lokasi untuk memancing menuturkan, Pelabuhan Berakit yang belum beroperasi itu justru dijadikan warga sekitar sebagai lokasi bersandarnya kapal-kapal nelayan.
“Ya, sekarang jadi tempat sandar kapal nelayan, meskipun dilarang. Tapi tetap saja ada kapal yang nyandar di ponton pelabuhan,” terang Andi yang ditemui tengah memancing di sekitar Pelabuhan Berakit, Jumat (17/02/2023).
Semulanya, Pelabuhan Internasional Berakit dibangun sebagai upaya untuk mendukung kawasan wisata Pantai Trikora di Bintan yang sudah cukup terkenal hingga mancanegara.
Direncanakan, kapal dari Pelabuhan Berakit akan terkoneksi dengan kawasan wisata populer di Desa Aru Johor, Malaysia. Sebab jarak dari Berakit ke Desa Aru Johor hanya sekitar 28 mil laut, dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 10 menit. (CR7)