BCA mengaku mendapatkan 2.000 aduan penipuan perbankan dalam sebulan. Sekitar 99 persen di antaranya adalah penipuan dengan modus Social Engineering (Soceng).
Social engineering adalah metode yang digunakan oleh penipu untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi pribadi atau melakukan tindakan yang merugikan.
Saat ini, metode tersebut sering digunakan dalam penipuan perbankan yang bertujuan untuk mencuri informasi dan uang dari akun korban.
Berikut ini adalah beberapa contoh social engineering yang sering digunakan dalam penipuan perbankan.
Phishing
Phishing adalah salah satu jenis social engineering yang paling umum dalam penipuan perbankan. Penipu akan mengirimkan email atau pesan teks yang menyamar sebagai bank atau institusi keuangan lainnya, meminta korban untuk memasukkan informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, dan nomor rekening. Mereka juga dapat meminta korban untuk mengklik tautan yang mengarah ke situs web palsu yang mirip dengan situs web bank asli. Jika korban memasukkan informasi pribadi atau login ke situs palsu, maka penipu dapat mengakses akun bank mereka dan mencuri uang.
Vishing
Vishing serupa dengan phishing, tetapi menggunakan telepon sebagai alatnya. Penipu akan menelepon korban dan menyamar sebagai bank atau institusi keuangan lainnya, meminta mereka untuk memasukkan informasi pribadi atau melakukan tindakan tertentu seperti mentransfer uang ke rekening yang salah. Mereka dapat menggunakan teknik rekayasa sosial untuk menipu korban dan membuat mereka merasa terdesak untuk segera mengambil tindakan.
Smishing
Smishing adalah bentuk phishing yang menggunakan pesan teks atau SMS sebagai alatnya. Penipu akan mengirimkan pesan teks yang menyamar sebagai bank atau institusi keuangan lainnya, meminta korban untuk memasukkan informasi pribadi atau mengklik tautan yang mengarah ke situs web palsu. Jika korban memasukkan informasi pribadi atau login ke situs palsu, maka penipu dapat mengakses akun bank mereka dan mencuri uang.
Skimming
Skimming adalah teknik yang digunakan untuk mencuri informasi kartu kredit atau debit korban. Penipu akan memasang perangkat elektronik yang disebut “skimmer” pada mesin ATM atau terminal kartu lainnya, yang akan merekam informasi kartu korban ketika mereka memasukkannya. Mereka juga dapat memasang kamera tersembunyi untuk merekam nomor PIN korban saat dimasukkan. Setelah mendapatkan informasi kartu korban, penipu dapat membuat salinan kartu dan melakukan pembelian yang tidak sah atau mentransfer uang dari rekening korban.
Pretexting
Pretexting adalah teknik rekayasa sosial di mana penipu akan meminta informasi pribadi korban dengan dalih palsu. Misalnya, mereka dapat menghubungi korban dan menyamar sebagai bank atau institusi keuangan lainnya, mengklaim bahwa ada masalah dengan akun mereka dan meminta informasi pribadi untuk memverifikasi identitas mereka. Mereka juga dapat mengaku sebagai seseorang yang dikenal oleh korban dan meminta informasi pribadi dengan dalih palsu.
Tetap waspada, dan kenali modus penipuan perbankan dengan modus Soceng ini. (*)