JAKARTA – Aksi bakar lilin di lapangan Galatama Tambolaka, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu, 17 Maret sore dilakukan menyusul mundurnya calon legislatif (caleg) Partai NasDem, Ratu Ngadu Bonu Wulla yang terpilih dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 dari daerah pemilihan (dapil) NTT II.
Aksi dimulai pukul 17.00 Wita ini, diikuti ratusan pendukung Ratu Wulla. Mereka sangat menyesalkan atas pengunduran diri Ratu Wulla dan meminta agar menarik kembali surat pengunduran diri yang diajukan ke KPU RI pada Selasa, 12 Maret 2024 lalu.
“Sangat disesalkan, dan kami minta agar ibu Ratu untuk menarik kembali surat pengunduran tersebut,” kata Martha dikutip dari CNNIndonesia.com.
Bakar lilin disebutkan dilakukan secara spontan dari seluruh pendukung Ratu Wulla. Sebagai simbol matinya demokrasi karena suara rakyat yang diabaikan.
“Ini kami lakukan secara spontan. karena suara kami tidak dihargai, suara kami diabaikan begitu saja,” ujarnya.
Tolak Pengunduran Diri
Menurut Martha, di Sumba Barat Daya, Ibu Ratu mendulang lebih dari 61 ribu suara. “Mau kemana suara-suara itu,” kata Martha.
“Ibu Ratu, saya minta dengan hormat, kami tolak pengunduran diri Ibu Ratu, saya adalah perempuan yang mewakili suara Sumba. Tolong dipertimbangkan, jangan mengundurkan diri ibu Ratu. Kenapa Ibu Ratu mengundurkan diri, kami tolak (pengunduran diri) Ibu Ratu,” tambahnya.
Terpisah, koordinator aksi, Andreas Dadi yang dihubungi melalui telepon mengatakan, apa yang dilakukan Ratu Wulla tidak bisa diterima masyarakat Sumba Barat Daya yang telah mendukungnya di Pemilu 2024.
“Ratu Wulla sebagai representasi masyarakat Sumba khususnya perempuan, sangat mengecewakan jika harus mengundurkan diri. Siapa lagi yang kita harapkan membawa aspirasi masyarakat di pusat,” jelasnya.
Banyak Berbuat
Menurutnya, pada periode 2019-204 masyarakat di empat kabupaten di Pulau Sumba sangat merasakan begitu banyak yang telah dibuat Ratu Wulla.
Andreas juga meminta agar Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mencabut pengunduran diri Caleg Partai NasDem dapil NTT II yakni Ratu Wulla yang telah diserahkan kepada KPU RI beberapa waktu lalu.
Aksi bakar lilin ratusan warga tersebut diakhiri pukul 18.00 Wita dengan doa berantai yang dipimpin dua tokoh agama.
Ratu Wulla yang maju dengan Nomor Urut 5 dari Partai NasDem terpilih dengan mengantongi 76.331 suara. Jumlah ini masuk pendulang suara tertinggi di partai NasDem.
Perolehan suara tersebut mengalahkan mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang maju dari partai yang sama, dengan Bomor Urut 1 di dapil NTT II. Ia hanya memperoleh 65.359 suara atau terpaut 10.972 suara.
Urutan Ketiga
Di dapil NTT II, Ratu Ngadu Bonu Wula menempati urutan ketiga caleg dengan perolehan suara terbanyak. Ia di bawah Caleg Partai Demokrat Anita Jacoba Gah yang mendulang 131.396 dan Melkiades Laka Lena dari Partai Golkar 95.138 suara.
Ada tujuh kursi DPR RI yang diperebutkan di Dapil NTT II yang meliputi Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Rote Ndao dan Sabu Raijua.
Dengan mundurnya Ratu Ngadu Bonu Wulla usai terpilih sebagai calon Anggota DPR RI, memberi peluang Viktor Bungtilu Laiskodat menggantikannya.
Hal tersebut sesuai Peraturan KPU Nomor 6 tahun 2024, Pasal 48 ayat (1) huruf (b) tentang Penghentian Calon Terpilih Anggota DPD, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, apabila calon terpilih yang bersangkutan mengundurkan diri.
Sedangkan di Pasal 48 ayat 5 disampaikan, KPU bisa mengganti calon terpilih anggota DPR dengan caleg yang memiliki suara terbanyak berikutnya dari partai politik yang sama di dapil yang bersangkutan.
Merujuk Peraturan KPU Nomor 6 pasal 48 ayat 1 dan ayat 5 tersebut, maka dipastikan Viktor Laiskodat mendapat karpet merah melenggang ke Kantor DPR/MPR RI Senayan. (*)