Selasa, 15 Juli 2025
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Opini
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Foto: Ist./ANTARA).

BRIN Deteksi DAS Citarum, Jabar Terkontaminasi Bahan Aktif Obat

9 Juli 2024
H. Achmad Ristanto H. Achmad Ristanto
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendeteksi adanya kontaminasi bahan aktif obat atau APIs, yakni paracetamol dan amoxilin. Bahan aktif obat ini ditemukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Jawa Barat (Jabar).

Temuan ini terungkap dari hasil penelitian dilakukan dengan penghitungan banyak aspek, seperti konsentrasi bahan aktif obat yang diminum, frekuensi obat, jumlah obat yang dikonsumsi, dan berapa lama masa sakit responden dalam setahun.

“Hasilnya untuk bahan kimia aktif dapat dilihat, bahwa ternyata paracetamol dan amoxilin menjadi APIs dengan penggunaan paling besar di DAS Citarum Hulu,” ungkap Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, BRIN, Rosetyati Retno Utami dalam keterangan di laman resmi BRIN, Senin, 8 Juli 2024.

Apa Risiko?

Berita Lain

Pemerintah Ambil Alih Tanah Bersertifikat, yang Dua Tahun Diterlantarkan

Seorang Ulama Iran Tawarkan Hadiah Rp18,5 Miliar Bagi Pembunuh Trump

Kementerian PKP Gandeng KPK Usut 15 Bangunan Rusun Mangkrak

Kejagung Belum Tahan Riza Khalid, ‘The Gasoline Godfather’

Apa risiko saat perairan tercemar bahan aktif obat?

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof Zullies Ikawati mengatakan risiko dari kontaminasi bahan aktif, seperti paracetamol dan amoxilin, mungkin saja ada. Apa saja dampak yang muncul, menurutnya, dipengaruhi konsentrasi cemaran yang ditemukan di perairan.

“Untuk paracetamol, jika sangat kecil mungkin belum akan memberikan efek signifikan terhadap lingkungan biota perairan, maupun orang yang mengkonsumsi air sungai tersebut (bila ada),” jelas Prof Zullies saat dihubungi detik.com, Senin, 8 Juli 2024.

Tetapi untuk antibiotik, perlu perhatian lebih. Karena antibiotik ini dapat membunuh mikroorganisme yang ada di perairan tersebut, tetapi tergantung dari dosisnya,” sambungnya.

Prof Zullies menjelaskan adanya paparan antibiotik dapat menyebabkan musnahnya bakteri-bakteri baik, yang mungkin diperlukan oleh lingkungan. Seperti bakteri untuk pembusukan dan lain sebagainya.

Di sisi lain, paparan antibiotik ini dapat memicu terjadinya mutasi bakteri. Hal itu bisa membuat bakteri resisten terhadap obat antibiotik.

“Hal ini cukup berbahaya jika bakteri patogen tersebut menginfeksi manusia, dan kebetulan adalah bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Maka, penyakit infeksi menjadi lebih sulit disembuhkan dan memerlukan antibiotik yang lebih kuat dan kadang lebih mahal,” tuturnya. (*)

Berita Lain

Data tidak ditemukan

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS